Sehingga erupsi Gunung Anak Krakatau kali ini berdasarkan catatan sensor BMKG lebih lemah dibandingkan erupsi yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu.
• Terancam Hukuman Empat Tahun Penjara, Artis Syakir Daulay Akhirnya Buka Suara
BMKG menjelaskan, ada satu hal menarik terkait hasil monitoring seismik.
Di mana pada pukul 22.59 hingga 23.00 WIB beberapa sensor seismik BMKG baik eksisting dan sensor baru yang dipasang tahun 2019 mencatat adanya event gempa di Selat Sunda dengan sangat baik.
Adapun sensor seismik BMKG tersebut adalah (1) CGJI (Cigeulis, Banten), (2) WLJI (Wonosalam, Banten), (3) PSSM (Pematang Sawah, Lampung), (4) LLSM (Limau, Lampung), (5) KASI (Kota Agung, Lampung), (6) CSJI (Ciracap, Jawa Barat), dan (7) KLSI (Kotabumi. Lampung).
"Hasil analisis BMKG terkait gempa tersebut menujukkan telah terjadi gempa tektonik di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4 episenter terletak pada koordinat 6,66 LS dan 105,14 BT tepatnya di laut pada jarak 70 km arah Selatan Baratdaya G. Anak Krakatau pada kedalaman 13 km," tulisnya.
Berdasarkan laporan berita Tribunnews.com, di kawasan Citayam, Kabupaten Bogor, suara dentuman tersebut terdengar berkali-kali dengan jeda sekitar 15 hingga 20 detik.
Eko, salah seorang warga di Citayam juga mengira suara itu bersumber dari proyek konstruksi.
"Saya dengar dentuman berkali-kali, saya kira ada proyek pasang paku bumi di sekitar daerah sini," kata Eko.
Tak hanya Eko, Ikhwan Arief yang tinggal di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan juga mendengar suara yang sama.
Dia malah mengira suara tersebut berasal dari tetangganya.
"Saya kira tetangga mukul-mukul dinding," katanya.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM belum bisa memastikan suara dentuman yang bikin geger itu.
Kepala Bidang Gunung Api PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, suara dentuman tersebut kemungkinan bukan berasa dari letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
"Saya kira bukan (karena Gunung Anak Krakatau). Itu terlalu jauh," kata Hendra dalam wawancaranya di Radio Elshinta, dikutip oleh Tribunnews.com, Sabtu (11/4/2020).
Gunung Anak Krakatau memang sempat mengalami erupsi sejak Jumat (10/4/2020) malam.