Viral Medsos

Sempat Trending Twitter, Warganet Ramai Dengar Suara Dentuman di Jawa Tengah, Sebelumnya Jabodetabek

Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kesaksian warga soal suara dentuman di Jawa Tengah, Senin (11/5/2020)

Warga yang mendengar dentuman suara itu pun heboh dan bertanya-tanya dari mana sumber suara itu berasal.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, terkait suara dentuman tersebut, sejak malam hingga pagi hari ini pukul 06.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan tidak terjadi aktivitas gempa tektonik yang kekuatannya signifikan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Provinsi Banten.

"Meskipun ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4 tetapi gempa ini kekuatannya tidak signifikan dan tidak dirasakan oleh masyarakat. Berdasarkan data tersebut maka BMKG memastikan bahwa suara dentuman tersebut tidak bersumber dari aktivitas gempa tektonik," tulisnya dalam rilis yang diterima TribunJabar.id, Sabtu.

Beberapa warganet di media sosial mengait-ngaitkan suara dentuman keras tersebut dengan erupsi Gunung Anak Krakatau.

Akun resmi PVMBG di Instagram @pvmbg_kesdm menginformasikan, Gunung Anak Krakatau memang sempat erupsi pada Jumat (10/4/2020) sekitar pukul 22.35 WIB.

"Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Jumat, 10 April 2020, pukul 22:35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 500 m di atas permukaan laut)."

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara."

"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 2284 detik."

"Rekomendasi:

Masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah," tulisnya.

Terkait hal itu, BMKG telah melaporkan hasil monitoring muka laut menggunakan tide gauge di Pantai Kota Agung, Pelabuhan Panjang, Binuangen, dan Marina Jambu.

Dari hasil monitoring itu, menunjukkan tidak ada anomali perubahan muka laut sejak 10 April 2020 pukul 21.00 tadi malam hingga pagi ini 11 April 2020 pukul 06.00 WIB.

Sementara itu, hasil monitoring muka laut menggunakan Radar Wera yang berlokasi di Kahai, Lampung dan Tanjung Lesung, Banten juga menunjukkan tidak ada anomali muka laut sejak 10 April 2020 pukul 21.00 tadi malam hingga pagi ini 11 April 2020 pukul 6.00 WIB.

"Sehingga berdasarkan monitoring muka laut yang dilakukan BMKG menggunakan Tide Gauge dan Radar Wera menunjukkan bahwa erupsi Gunung Anak Krakatau tadi malam tidak memicu terjadinya tsunami," tulis Rahmat Triyono.

Lebih lanjut BMKG menjelaskan, berdasarkan hasil monitoring kegempaan yang dilakukan oleh BMKG tepat pada saat terjadinya erupsi yaitu pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB menunjukkan bahwa sensor BMKG tidak mencatat adanya aktivitas seismik.

Halaman
1234