"Penganggur per Februari itu 6,9 juta, korban PHK menurut Kemenaker mendekati 3 juta. Jadi 9 jutaan ya."
"Nah berarti, yang melamar di platform ini 9 juta, semua penganggur dan korban PHK secara matematis, itu tercover secara hebat," tambahnya.
⢠Gamblang Ungkap Kejanggalan Kartu Prakerja, Faisal Basri Soroti Dominasi Luhut: Kemenko Kurang Kerja
Faisal Basri kemudian ditanya tentang pendapatnya mengenai penempatan pelaksanaan Kartu Prakerja yang bukan di berikan Kementerian Tenaga Kerja, tapi malah pada Kemenko Perekonomian.
"Sangat tidak tepat, namanya juga menteri koordinator, bukan pelaksana. Itu saya udah sepakat sekalilah," tukasnya.
Ia lalu ditanya lagi apa alasan Kartu Prakerja tersebut dilimpahkan pada Menko Perekonomian, dengan setengah bercanda, Faisal Basri menjawab bahwa hal itu disebabkan Menko Perekonomian tidak memiliki pekerjaan.
"(Menko) Perekonomian kan kurang kerja," jawab Faisal yang disambut gelak tawa presenter acara.
"Karena separuh pekerjaannya beralih ke Kantor Menko Maritim."
"Jadi Menko Perekonomian sekarang kerjanya adalah ngurus Omnibus Law dan Kartu Kerja, itu aja" imbuhnya.
Presenter acara makin tergelak mendengar jawaban tersebut, namun Faisal Basri kemudian mengakui bahwa ia hanya berkelakar.
"Ya itulah sinismenya," jawab Faisal sambil tersenyum.
Dalam acara tersebut ditampilkan hasil survei dari Litbang Kompas yang menunjukkan bahwa sebanyak 43,8 persen orang mengakuĀ sangsi program Kartu Prakerja ini dapat menyelesaikan masalah pengangguran.
Mereka meyakini lapangan pekerjaan yang lebih sempit dibanding jumlah penganggur yang ada di Indonesia menyebabkan kesenjangan tersebut.
Sementara itu, 34,8 persen merasa tidak yakin akan program tersebut karena merasa rentan disalah gunakan.
Sedangkan sisanya sebanyak 16,7 persen merasa yakin program ini dapat menyelesaikan masalah dan 4,7 persen lainnya tidak tahu atau tidak menjawab.
Hal ini berarti ada keraguan di masyarakat yang menganggap program Kartu Prakerja ini tidak dapat secara efektif mengatasi pengangguran.