Terkini Nasional

Kartu Prakerja saat Corona, Faisal Basri Sebut Lebih Penting Bansos: Bukan untuk yang Tidak Karuan

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Posko pendampingan pendaftaran program Kartu Prakerja yang disediakan Pemprov Jatim di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim didatangi banyak pencari kerja terutama mereka yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19, di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020). Para pekerja yang dirumahkan, pekerja yang terkena PHK, maupun para pencari kerja yang terkendala untuk mendaftar mandiri lewat gadget maupun perangkat mandiri, bisa mendapatkan pendampingan dengan mendatangi Posko Pe

Ia mendorong dana tersebut dialihkan menjadi bantuan sosial (bansos).

"Oleh karena itu, 100 persen untuk bantuan sosial, bukan untuk khusus-khusus yang enggak karuan itu," ungkap Faisal Basri.

Tidak hanya itu, ia kemudian menyoroti program Kartu Prakerja yang langsung menunjuk paltform Ruangguru sebagai mitra kerjanya.

Penunjukkan ini disebut tanpa ada pengajuan tender sebelumnya, seperti yang umumnya ada pada megaproyek pemerintah.

"Ya, itu sudah bagian dari desain yang jelek itu. Jadi tanpa tender, yang melakukan siapa, kantor Menko," komentar Faisal Basri.

Ia menyinggung peran besar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam hal ini.

"Semua tanggung jawab presiden, lah, saya rasa," ucap Faisal.

"Karena ini udah lintas kementerian, tanggung jawabnya presiden dan presiden yang bisa mengurai persoalan seperti ini," lanjutnya.

Faisal Basri berpendapat Jokowi bertanggung jawab menyelesaikan persoalan Kartu Prakerja yang ia canangkan pada masa kampanye presiden.

"Presiden sepatutnya mengembalikan segala sesuatu yang terkait dengan desain ketenagakerjaan, ya ke Kementerian Ketenagakerjaan," tegas dia.

Miris Situasi Covid-19, Peserta Kartu Prakerja: Batalkan Program Beli Video Rp 5,6 Triliun Ini

Lihat videonya mulai menit 5:30

Kesaksian Peserta Prakerja

Peserta Kartu Prakerja, Agustinus Edy Kristianto, mengkritik pengadaaan program yang sedang dijalani di tengah situasi pandemi Virus Corona (Covid-19).

Menurut dia, peluncuran program tersebut tidak tepat sasaran mengingat besarnya anggaran yang digelontorkan, yakni Rp 5,6 triliun.

Halaman
123