"Jadi prosesnya bisa tidak langsung seperti itu," tutur dokter Eka.
Lalu, dokter Eka mengatakan bahwa memang produksi asam di perut lebih lama.
Namun, sekali lagi Eka dokter Eka mengatakan belum ada bukti kuat.
• Wuhan Bebas Virus Corona selama 32 Hari, 57 Ribu Pelajar Kembali Bersekolah dan Jalani Tes Covid-19
"Kalau oleh asam ya memang kondisinyan itu tidak bisa hidup dia lebih lama dengan produksi asam."
"Tapi ini belum bisa dibuktikan, belum bisa secara tegas dia memang bisa hidup atau tidak bisa hidup."
"Tetap harus diwaspadai karena ada gejala di pencernaan," jelas dokter Eka.
Lihat videonya mulai menit ke-2:38:
Apa Makan Daging di Tengah Wabah Virus Corona Berbahaya?
Covid-19 diketahui merupakan virus yang berasal dari hewan.
Akibatnya sebagian masyarakat panik mengonsumsi makanan-makanan hewani, seperti daging ayam hingga sapi.
Hadir di acara Apa Kabar Indonesia Malam tv One pada Minggu (22/3/2020), Guru Besar FKM Universitas Indonesia (UI), Prof. dr. Hasbullah Tharbrany mencoba memberi penjelasan.
• Anaknya Sumbang APD di RSPI Sulianti Saroso, Hotman Paris: Pedagang Jangan Terlalu Naik Harga!
Mulanya, Prof. dr. Hasbullah Tharbrany meminta masyarakat tetap menerapkan social distancing dan bisa menjaga daya tahan tubuh.
Pasalnya, daya tahan tubuh sangat baik untuk melawan Virus Corona.
"Yang terbaik masyarakat pahami jangan membebani tenaga yang sedikit dengan cuek, jagalah jarak, jagalah kondisi badan agar tetap fit gitu sehingga kalaupun virus numpang masuk bisa dikalahkan tentara dalam badan kita."
"Karena di setiap badan kita itu ada tentara yang bisa mengusir musuh-musuh seperti virus ini," ujar Prof Thabrany.