Jasad ABK Dibuang ke Laut

Viral ABK WNI Dilarung ke Laut, Dubes Sebut Jokowi dan Moon Jae In Pernah Bahas Nasib ABK Sebelumnya

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi menjelaskan bahwa sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In rupanya pernah membahas nasib ABK Indonesia.

TRIBUNWOW.COM - Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi angkat bicara soal berita viral mayat ABK Indonesia yang dilarung ke laut.

Berita tersebut terungkap pertama kali oleh pemberitaan media Korea Selatan, MBC News.

Umar Hadi memberikan tanggapan saat menjadi narasumber di acara Kompas Siang pada Kamis (7/6/2020).

Berita yang viral itu melibatkan yang melibatkan Anak Buah Kapal (ABK) dari Indonesia yang bekerja di Kapal China. (Channel YouTube MBCNEWS)

 

Kasus ABK Indonesia Diperbudak, Pakar Sebut Tak Ada Kaitan dengan Pemerintah China: Kebetulan

Umar Hadi menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan banyak langkah untuk bisa mengusut kasus ini.

"Jadi sebetulnya ini tentu menjadi keprihatinan kita semua bagaimana nasib pekerja kita yang bekerja di atas kapal-kapal penangkap ikan apalagi yang besar-besar ini."

"Ini kan melaut bisa berbulan-bulan dan ini terus menjadi perhatian," ujar Umar.

Lalu, Umar menjelaskan bahwa sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In rupanya pernah membahas nasib ABK Indonesia.

"Bahkan saya ingat waktu Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Presiden Moon Jae In, Presiden Korea Selatan pada bulan November tahun lalu dalam rangka KTT Asean di Busan kebetulan."

"Malahan antara dua Presiden itu sudah dibicarakan mengenai nasib para pekerja migran yang bekerja di kapal-kapal besar ini," cerita Umar.

Selain itu, Pemerintah Korea Selatan juga turut membantu masalah ini.

Kemenlu Ungkap Perkembangan ABK Indonesia yang Berada di Korea Selatan, akan Panggil Duta Besar RRT

"Pemerintah Korea Selatan juga memberi perhatian besar, jadi kalau apa yang sudah lakukan, kita sudah lakukan banyak lakukan untuk kasus ini," kata Umar.

Sementara itu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing juga tengah mendesak Pemerintah Tiongkok untuk mengusut masalah ini.

"Di KBRI Beijing karena kan ini melibatkan beberapa kapal bukan cuma satu kapal ada tiga kapal, tapi perusahaannya sama."

"Ini KBRI Beijing juga sudah menyurati mereka, mendesak mereka sudah mendesak pemerintah RRC untuk ikut mendesak perusahaan ini (kapal yang bersangkutan)," jelasnya.

Umar menambahkan dirinya juga sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi agar mendesak Pemerintah Tiongkok meminta pertanggungjawaban dari perusahaan terkait.

"Di Jakarta kita baru saja melakukan rapat virtual dengan Ibu Menlu dengan Bapak-bapak Dirjen di Jakata untuk terus mendesak Pemerintah RRT membantu mendesak perusahaan untuk bertanggung jawab," lanjutnya.

ABK Selamat Ceritakan Hidupnya di Kapal China, Makan Umpan Pancing, 18 Jam Kerja, dan Minum Air Laut

Lihat videonya mulai menit ke-5:49:

 

Kronologi Kasus Terbongkar

Dalam video Youtuber Jang Hansol, Korean Reomit pada Rabu (6/5/2020), menceritakan kronologi bagaimana kasus tersebut terungkap.

"Ini bukan berita yang menyenangkan, ini berita yang sedikit menyedihkan," kata Jang Hansol.

Lantas, Jang Hansol yang memutar video MBC tersebut membacakan judul berita kepada para penontonnya.

Dikatakan bahwa ABK Indonesia itu mau tak mau bekerja selama 18 jam di kapal.

Kemudian jika mereka meninggal karena suatu penyakit akan langsung dibuang ke pantai.

"Berita ini dibawa oleh satu TV atau satu channel TV yang namanya MBC, kalau dari judulnya ekslusif kerja satu hari 18 jam dan kalau meninggal akibat penyakit langsung dibuang di pantai kayak gitu judulnya."

"Video yang bakal kita bahas ini tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia orang-orang Indonesia yang bekerja di kapal China," jelas Hansol.

Hansol menceritakan bahwa ABK Indonesia itu bekerja di kapal besar untuk menangkap ikan.

"Kapal besar yang nangkap itu jadi bukan kayak nelayan ini. Di situ kapal besar yang kerja banyak kayak nangkap ikan pergi ke tengah pantai yang besar," lanjutnya.

YouTuber Jang Hansol terkejut saat mengulas berita sejumlah ABK Indonesia yang dibayar tidak pantas oleh kapal China, diunggah Rabu (6/5/2020). (Capture Youtube Korea Reomit)

Hal itu mulai terungkap ketika kapal tersebut sempat berhenti di Busan, Korea Selatan.

Para ABK Indonesia sempat memberitahukan kejadian tersebut pada pemerintahan Korea Selatan dan MBC membantu masalah tersebut.

"Dan MBC berhasil mendapatkan informasi ini karena kebetulan kapal itu pergi ke Busan atau mampir di Pelabuhan Busan."

"Dan waktu itu orang-orang Indonesia menyampaikan berita ini kepada Pemerintah Korea dan juga TV MBC, orang-orangnya ini yang meminta bantuan," ungkapnya.

Mulanya pihak Korea Selatan sendiri belum percaya secara penuh kabar itu.

Apalagi ketika akan diperiksa lebih lanjut, kapal tersebut sudah pergi melanjutkan perjalanannya.

"Pada awalnya waktu kita melihat video bukti yang mereka tunjukkan kita tidak bisa mempercayai hal itu."

"Dan sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut perahunya sudah berangkat lagi," ungkap Jang Hansol.

Sehingga diperlukan investigasi internasional untuk mengungkap masalah ini.

"Terlihat dibutuhkannya investigasi internasional sesegera mungkin atau secepat mungkin," ucapnya.

Sementara itu dalam video oleh MBC, terlihat beberapa orang hendak membuang jenazah yang dibungkus kantong mayat berwarna oranye. 

Beberapa orang di sekitarnya terlihat sepeti melakukan upacara kematian pada jenazah tersebut sebelum menenggalamkannya ke laut.

Lihat videonya sejak awal:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)