TRIBUNWOW.COM - Pekerja seni Sudjiwo Tedjo mengkritik World Health Organization (WHO) soal penamaan Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Sudjiwo Tedjo mengatakan WHO mengajarkan orang untuk meninggalkan sejarah.
Ia pun menyinggung soal Virus SARS yang dulu juga sempat memakan banyak korban seperti yang kini terjadi pada Virus Corona.
Hal itu disampaikannya melalui sambungan telepon dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (5/5/2020).
• Bahas Teori Konspirasi Corona dengan Najwa Shihab, Nadiem Makarim: Harus Ada Orang yang Disalahkan
• Kasus Corona di Daerah Terus Meningkat, Karni Ilyas: Enggak Ada Jalan Lain karena Ini Kita Mulai
Pada kesempatan itu, mulanya Sudjiwo Tedjo menyoroti soal sejumlah prediksi ahli terkait akhir wabah Virus Corona.
Menurut dia, tak ada satupun orang yang tahu kapan wabah virus itu akan berakhir.
"Kalau saya lihat dari pembicaraan para ahli, bulan Juli atau akhir tahun," ucap Sudjiwo Tedjo.
"Saya sebagai awam agak ini Pak Karni, karena time table bukan manusia yang menentukan sekarang."
Lantas, Sudjiwo Tedjo menceritakan soal beda pekerjaannya sebagai dalang sebelum dan sesudah Virus Corona melanda.
Ia menjelaskan, tak ada satupun orang yang bisa memastikan Virus Corona akan hilang pada akhir tahun ini.
• Merujuk Prediksi Akhir Covid-19, Mahfud MD Sebut Juli Mungkin Mulai Relaksasi PSBB
"Kalau saya mau dalang atau main musik, time table-nya ditentukan oleh produser, ditentukan oleh sponsor," ujar Sudjiwo Tedjo.
"Ini yang menentukan virus loh, dan kita enggak tahu apakah sampai akhir Desember, kita enggak tahu sebetulnya."
Lebih lanjut menurut Sudjiwo Tedjo, penamaan Virus Corona oleh WHO mengajarkan semua orang untuk melupakan sejarah.
Ia lantas menyinggung soal Virus SARS yang juga sempat menghebohkan dunia.
"Kalau kita diajari jas merah, jas merah, jangan pernah meninggalkan sejarah," ucapnya.