Virus Corona

Singgung Daerah yang Kebablasan dan Kendor Jalankan PSBB, Jokowi: Yang Positif Bisa Lari dari RS

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengevaluasi jalannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.

TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengevaluasi jalannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.

Dilansir TribunWow.com, Jokowi menyebut ada sejumlah daerah yang terlalu ketat hingga terlalu longgar dalam menerapkan PSBB.

Terkait hal itu, ia pun menyinggung soal banyaknya pasien positif Virus Corona yang berhasil melarikan diri dari rumah sakit.

Petugas gabungan memeriksa kendaraan di pos Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jalan Ir H Juanda, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (3/5/2020). Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) resmi diperpanjang.  Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

 

Mahfud MD Sebut Pemerintah Wacanakan Relaksasi PSBB, Baidowi Beri Peringatan: Taruhannya Nyawa

Modus Curanmor Manfaatkan PSBB yang Sepi, Pelaku Berbekal Senjata Api: Mungkin kalau Dikepung Nembak

Melalui tayangan YouTube Kompas TV, Senin (4/5/2020), Jokowi mulanya mengimbau sejumlah daerah untuk menerapkan PSBB secara tepat.

"Mengenai penerapan PSBB di empat provinsi dan 22 kabupaten kota, saya ingin memastikan bahwa ini betul-betul diterapak secara tepat," kata Jokowi.

"Dan saya melihat beberapa kabupaten dan kota telah melewati tahap pertama dan akan masuk ke tahap kedua."

Menurut Jokowi, ada sejumlah hal yang perlu dievaluasi dari penarapan PSBB.

Jokowi mengatakan, ada daerah yang belum menjalankan PSBB sesuai anjuran pemerintah.

"Ini perlu evaluasi mana yang penerapannya terlalu over, terlalu kebablasan, dan mana yang masih kendor," terang Jokowi.

"Evaluasi ini penting sehingga kita bisa melakukan perbaikan di kabupaten kota maupun provinsi yang melakukan PSBB."

Pemprov Jawa Barat Sediakan Dana Rp 10,8 Triliun, Ridwan Kamil: Untuk Darurat Kesehatan Maupun PSBB

Lebih lanjut, mantan wali kota Solo itu menyinggung soal target yang harus dicapai oleh setiap daerah terkait penanganan Virus Corona.

"Yang kedua, setiap daerah yang melakukan PSBB harus memiliki target-target yang terukur, ada targetnya," jelasnya.

"Misalnya, berapa jumlah pengujian sampel yang telah dilakukan, tes PCR yang telah dilakukan."

Lantas, ia mengingatkan soal penerapan isolasi yang harus dilakukan secara ketat.

Terkait hal itu, Jokowi pun menyinggung banyaknya pasien Virus Corona yang masih berkeliaran bebas di masyarakat.

"Apakah pelacakan yag agresif telah dikerjakan? Berapa yang telah di-tracing setiap hari? Ini harus dikerjakan," kata Jokowi.

"Kemudian apakah isolasi yang ketat juga dilakukan? Karena saya melihat ada yang sudah positif tapi masih bisa lari dari rumah sakit."

"Yang PDP masih beraktivitas ke sana ke mari," tandasnya.

Simak video berikut ini:

PSBB di Seluruh Jawa

Di sisi lain, sebelumnya Pakar Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono meminta penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk seluruh Pulau Jawa.

Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono mengatakan banyak masyarakat yang masih belum mengikuti imbauan dari pemerintah untuk tetap berada di rumah.

Pandu Riono berharap penerapan PSBB benar-benar bisa maksimal.

• Kemenhub Sebut Angkutan Mudik Gelap Ilegal, Minta Kepolisian Menindak: Silakan Saja Menawarkan

Menurutnya, keberhasilan PSBB juga bisa menetukan kapan masa puncak penyebaran Virus Corona di Indonesia.

Hal ini disampaikan Pandu Riono dalam acara Satu Meja The Forum yang tayang di Youtube KompasTV, Kamis (30/4/2020).

"Jadi kita kan memilih PSBB artinya pembatasan sosial itu sifatnya harus betul-betul terimplementasi bukan dalam SK saja," ujar Pandu Riono.

Dirinya menilai tingkat kedisiplinan masyarakat untuk tetap berada di rumah tertinggi ada di DKI Jakarta.

Hal itu memang karena DKI Jakarta sudah menerapkan PSBB lebih awal dan sudah diperketat.

Kemudian untuk daerah lain, khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur masih rendah tingkat kedisiplinannya.

Hal itu terlihat melalui big data dari google.

Padahal ketiga provinsi tersebut juga mempunyai kasus penyebaran yang cukup tinggi dan hanya kalah dari DKI Jakarta.

Oleh karena itu, harapannya yaitu supaya PSBB ini bisa diterapkan menyeluruh di Pulau Jawa.

• Surat Terbuka Mendalam dari Sandiaga Uno untuk Semua Orangtua Indonesia di Tengah Larangan Mudik

Menurutnya berdasarkan data dari big data Google, Jabar, Jateng dan Jatim tidak sampai 50 persen tingkat kedisiplinan masyarakatnya.

Kondisi seperti itu tentu menjadi sangat rawan dan membuat penyebaran Covid-19 menjadi tinggi.

"Jadi kita bisa melihat masih banyak penduduk yang masih berpergian dan seharusnya mereka stay home dan kita bisa lihat dari data yang kita pantau dari big data google ternyata yang hanya meningkat tajam itu hanya di DKI," ujar Pandu Riono.

"Sedangkan di Jawa Barat, di Jawa Tengah, maupun Jawa Timur itu belum sampai di atas 50 persen, padahal kita ingin sampai mendekati 70 persen atau 80 persen, sehingga berdampak betul kepada penurunan kasus yang seharusnya terjadi tidak perlu terjadi," jelasnya.

"Belum efektif, dan kalau bisa sih, paling tidak kita harus cepat mengatakan PSBBnya berlaku seluruh Pulau Jawa," pungkasnya. (TribunWow.com)