Breaking News:

Virus Corona

Mahfud MD Sebut Pemerintah Wacanakan Relaksasi PSBB, Baidowi Beri Peringatan: Taruhannya Nyawa

Wasekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengingatkan pemerintah tak boleh gegabah mengeluarkan kebijakan penanganan covid-19.

Editor: Ananda Putri Octaviani
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas kepolisian saat menegur pengendara sepeda motor yang tidak menggunakan masker pada kegiatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (13/4/2020). Mulai hari ini petugas gabungan melakukan penindakan berupa teguran kepada pengendara yang melanggar aturan PSBB guna memutus rantai penyebaran virus corona Covid-19. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah diingatkan untuk tidak gegabah mengeluarkan kebijakan penanganan Covid-19.

Peringatan ini menyusul adanya relaksasi atau pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Wasekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi merespons wacana yang disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD itu.

Menurut pria yang akrab disapa Awiek ini, pemerintah harus berhati-hati mengeluarkan aturan terkait Covid-19.

Mengingat masyarakat yang positif terpapar Covid-19 semakin bertambah.

Minta PSBB Dievaluasi secara Ketat dan Efektif, Jokowi: Mana yang Kebablasan, Mana yang Kendor

Soal Bansos, Mahfud MD Sebut Jokowi Lebih Ingin Cepat ketimbang Tepat: Pilihannya Hanya Satu

"Sejauh ini warga yang terpapar Covid-19 terus bertambah dan ini wajib diantisipasi. Bahwa menangani wabah Covid-19 tidak boleh main-main, tidak boleh gegabah karena taruhannnya nyawa," kata Awiek melalui keterangannya, Senin (4/5/2020).

Terkait ada warga yang tidak bisa leluasa beraktivitas karena PSBB, ia menilai masih jauh lebih baik dibanding dengan karantina wilayah.

 

Petugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Covid-19 Tingkat Kota Bandung menyuruh pengendara bermotor yang berboncengan untuk berbalik arah di Cek Poin Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Bandung di Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/5/2020). Penerapan PSBB Bandung Raya hari ke-11 di cek poin perbatasan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung ini masih banyak yang melanggar, sehingga memaksa petugas menyuruh pengendara untuk balik arah. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Covid-19 Tingkat Kota Bandung menyuruh pengendara bermotor yang berboncengan untuk berbalik arah di Cek Poin Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Bandung di Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/5/2020). Penerapan PSBB Bandung Raya hari ke-11 di cek poin perbatasan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung ini masih banyak yang melanggar, sehingga memaksa petugas menyuruh pengendara untuk balik arah. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Menurut Awiek, yang terpenting saat ini adalah memastikan bantuan stimulus ekonomi yang diberikan tepat sasaran.

"Termasuk pelaksanaan kartu prakerja benar-benar diarahkan untuk warga agar bisa membuka usaha mandiri, bukan sekadar seremonial," ujar sekretaris fraksi PPP DPR RI itu.

Lebih lanjut, ia menilai penerapan relaksasi PSBB saat ini belum tepat untuk diterapkan.

Apalagi jika melihat fakta ada penyebaran Covid-19 di Kereta Rel Listrik (KRL).

 

 

Penumpang saat berada didalam gerbong KRL yang berhenti di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (21/4/2020). Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPJT) Polana P Pramesti mengatakan pengguna moda transportasi KRL mengalami penurunan pada Maret 2020 sebesar 30,38 persen menjadi sekitar 598 ribu penumpang per hari dari jumlah penumpang pada Januari 2020 sebanyak 859 ribu orang per hari. Tribunnews/Jeprima
Penumpang saat berada didalam gerbong KRL yang berhenti di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (21/4/2020). Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPJT) Polana P Pramesti mengatakan pengguna moda transportasi KRL mengalami penurunan pada Maret 2020 sebesar 30,38 persen menjadi sekitar 598 ribu penumpang per hari dari jumlah penumpang pada Januari 2020 sebanyak 859 ribu orang per hari. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Modus Curanmor Manfaatkan PSBB yang Sepi, Pelaku Berbekal Senjata Api: Mungkin kalau Dikepung Nembak

Menurutnya, relaksasi PSBB bisa diterapkan apabila angka penyebaran Covid-19 mengalami penurunan.

"Relaksasi PSBB bisa dilakukan jika tren penyebaran wabah Covid-19 di suatu wilayah benar-benar turun drastis," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Kordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan saat ini pemerintah tengah memikirkan relaksasi PSBB.

Sejumlah pertimbangan terkait relaksasi PSBB yang disebut Mahfud antara lain keluhan masyarakat yang kesulitan mencari nafkah dan belanja.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Mahfud MDpembatasan sosial berskala besar (PSBB)PSBBAchmad Baidowi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved