Terkini Daerah

Detik-detik 4 Wanita Bunuh Sopir Taksi Online, Korban Dihajar dengan Kunci Inggris hingga Diinjak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolresta Bandung, Hendra Kurniawan merilis penangkapan 4 perempuan yang merupakan pasangan lesbian sebagai pelaku pembuhan terhadap Samiyo Basuki Riyanto (60) yang ditemukan di tebing hutan pinus di Pangalengan pada 30 Maret lalu, di Mapolresta Bandung, Senin (27/4/2029). Yang ditunjukkan hanya 3 pelaku karena seorang pelaku masih di bawah umur.

"Kalau disiuli berarti sudah ada di tempat. Keluarlah Risma, lalu mereka jalan, saat itu sore sampai Bandung jam 5 sore," ucap dia.

Lalu kata Bagus, Iki kembali nego harga kepada sopir, mau ke daerah Pantai Ranca Buaya, yang tadinya sudah deal Rp 1 juta jadi Rp 1,7 juta.

"Saat di perjalanan sela menanyakan Iki kamu punya duit gak, dia jawab enggak, ngapain kamu pesen grab. Iki jawab, udah nanti matiin aja nanti gua bunuh," kata Bagus.

Bagus mengatakan, Sela tidak percaya dengan jawaban Iki itu, tahunya Iki bercanda, dan berpikiran pasti meminta kepada pacarnya Risma.

"Pada saat di perjalanan menuju Ranca Buaya sekira 200 meter dari TKP, mereka ngajak berhenti untuk kencing," kata dia.

Lalu, kata Bagus, Iki ini menyuruh Sela dan Riska keluar, mereka ke warung yang sudah tutup.

Diperkirakan malam itu pukul 9 malem karena perjalanan muter-muter dulu, dikelabui oleh si Iki.

"Aksi dilakukan, pertama dihajarlah sopir dengan menggunakan kunci inggris yang ada di mobil, sopir merasa kesaakitan. Dia berpaling korban sempat megang tangan si Iki dan menggigitnya, Risma marah melihat sopir menggigit Iki," ujar dia.

Akhirnya, kata Bagus, korban ditarik ke bawah sama Risma lalu dinjek, dada lehernya patah karena terus dipukulin oleh mereka.

"Setelah korban meninggal, mereka memanggil Sela dan Riska, lalu membuang mayatnya. Rencana itu udah diketahui (Sela dan Riska) tapi yang dua itu cuman ikut buang mayat," katanya.

Tak Kuat Bayar Taksi Online, 4 Wanita Penyuka Sesama Jenis Bunuh, dan Buang Jasad Sopir di Hutan

Agus memaparkan, mereka bawa mobil ke Bandung, menjual handphone korban senilai Rp 200 ribu, digunakan untuk makan dan beli bensin.

"Mereka menuju Jakarta melalui jalan Cikalong Wetan, di tengah perjalanan mobil itu nabrak, kemudian mobil itu ditinggal," katanya.

Mereka melanjutkan perjalanan, kata Agus, naik truk turun di Cikarang dan di Cikarang mereka naik elf ke rumah Sela lagi.

"Barang bukti dibuang di rumah Sela. Mobil itu ditinggalin karena memang tujuannya bukan mengambil, tapi menghilangkan barang bukti saja," ujar Bagus.

Di rumah sela dijelaskan Bagus, mereka mengontak orang tua masing-masing, mereka dijemputlah oleh orang tua masing-masing.

Halaman
123