Terkini Internasional

Profil Pemimpin Korut Kim Jong-un yang Dikabarkan Sakit Keras, Punya Julukan Raja Bintang Pagi

Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un ketika menyaksikan uji coba rudal terbaru yang berlangsung pada awal Mei 2019.

Dididik di Swiss seperti saudara-saudaranya, Kim Jong-un menghindari pengaruh Barat.

Dia langsung pulang setelah selesai sekolah dan makan malam dengan duta besar Korea Utara.

Sekembalinya di Pyongyang, ia diketahui belajar di Universitas Militer Kim Il-sung.

Sang ibu yang disebut sebagai istri kesayangan Kim Jong-il sangat menyayanginya dan memanggilnya dengan sebutan "Morning Star King" atau "Raja Bintang Pagi".

Pada Agustus 2010, ketika Kim Jong-il mengunjungi China, sebuah laporan mengatakan Kim Jong-un menemani ayahnya dalam perjalanan tersebut.

Pada saat itu dia secara luas dilihat sebagai pewaris dan ketika Kim Jong-il meninggal, kabar ini pun dengan cepat dikonfirmasi.

Doktrin 'militer yang utama'

Kim Jong-un pertama kali berpidato di depan publik pada 15 April 2012, ketika Korea Utara memperingati ulang tahun ke-100 kakeknya sekaligus pendiri Korut, Kim Il-sung.

Saat itu, dia memuji doktrin 'militer yang utama' dan bersumpah bahwa era negaranya bisa diancam "telah berakhir selamanya".

Di bawah kepemimpinannya, pengembangan program nuklir dan rudal Korea Utara dilanjutkan dan tampaknya dipercepat.

Disebut Bisa Gantikan Kim Jong Un, Kim Yo Jong Dinilai Lebih Bengis dari sang Kakak

Empat kali uji coba nuklir telah dilakukan, sehingga rezim ini secara keseluruhan sudah melakoninya sebanyak enam kali.

Pyongyang mengklaim telah berhasil menguji bom hidrogen miniatur yang dapat dimuat ke rudal jarak jauh, tetapi pendapat para ahli tetap terbelah tentang seberapa maju program tersebut.

Jangkauan rudal Korea Utara juga tampaknya telah meningkat.

Pada 2017 rezim ini melakukan uji coba dengan menembakkan beberapa rudal, dan mengklaim telah menguji coba rudal balistik antarbenua yang dapat mencapai AS - yang mengarah pada peningkatan ketegangan dengan pemerintahan AS pimpinan Donald Trump serta peningkatan sanksi PBB.

Ketika permusuhan antara kedua belah pihak meningkat, Trump dan Kim terlibat dalam perang kata-kata yang semakin berapi-api.

Halaman
1234