Terkini Daerah

Ditembak Mati, Pelaku Penodongan di Tanjung Priok Ternyata Mantan Napi yang Mendapat Asimilasi

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes (Pol) Budhi Herdi Susianto mengatakan bahwa pelaku merupakan mantan narapidana yang telah mendapatkan pembebasan.

Keduanya sempat mencoba kabur setelah melukai penumpang angkot, namun polisi dengan sigap menembak kaki JN sehingga tidak bisa kabur.

JN ditangkap saat itu juga, sementara AR berhasil melarikan diri hingga akhrinya berhasil dibekuk pihak kepolisian seminggu kemudian.

Saat ini JN telah meringkuk di Mapolres Metro Jakarta Utara dan dijerat pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

Alasan Napi Kembali Berulah Setelah Bebas

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret, Drajat Tri Kartono menyebutkan 5 kemungkinan yang menyebabkan para narapidana kembali melakukan kejahatan setelah mendapatkan asimilasi.

Sejumlah narapidana dibebaskan dari beberapa rumah tahanan oleh pemerintah, melalui kebijakan asimilasi dan integrasi.

Langkah ini diambil untuk mengurangi potensi penyebaran Virus Corona karena adanya kelebihan kapasitas penampungan di dalam penjara.

Namun dalam beberapa minggu terakhir, dilaporkan terjadinya sejumlah tindak kejahatan yang ternyata diperbuat oleh para narapidana yang mendapat pembebasan tersebut.

Dilansir Kompas.com, Minggu (19/2/2020), Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret, Drajat Tri Kartono mengatakan bahwa beberapa narapidana tersebut kembali melakukan kejahatan dikarenakan sejumlah alasan sebagai berikut.

1. Tidak memiliki penghasilan dan pekerjaan

Narapidana yang baru dibebaskan biasanya tidak memiliki pekerjaan karena telah ditahan sekian lama di penjara.

Belum lagi adanya kesulitan dalam mencari pekerjaan setelah dipenjara karena adanya stigma dari masyarakat.

Sehingga sebagian dari para napi tersebut merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama bagi mereka yang tidak memiliki tabungan.

"Nah di sinilah ada proses stigmatisasi yang kemudian membuat mereka kemudian terpepet melakukan kejahatan-kejahatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mendapatkan pengakuan," jelas Drajat.

Halaman
1234