Selain hindari rokok, Fariz juga meminta masyarakat untuk beristirahat yang cukup.
Cuci tangan juga diharuskan dengan enam langkah sesuai anjuran WHO (World Health Organization).
"Kemudian kita harus istirahat cukup, cuci tangan dengan air mengalir 40 sampai 60 detik atau dengan handraft yang 20 sampai 30 detik, langkah-langkahnya harus jelas, enam langkah itu," lanjutnya.
Kemudian, dia juga meminta agar masyarakat jangan berlebihan soal herbal atau empon-empon bisa menyembuhkan Virus Corona.
• Candi Borobudur Disemprot Cairan Khusus untuk Mencegah Virus Corona
Pasalnya, jika berlebihan maka itu bisa merusak liver dan ginjal.
Faris justru menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi mikronutrient dan vitamin yang teruji klinis mengobati infeksi.
"Kita sebaiknya tidak terlalu genit soal herbal karena kalau kita tidak tahu isinya, maka kandungan herbal yang tidak jelas itu bisa membebani liver dan ginjal dalam waktu lama."
"Saya tidak menganjurkan empon-empon, mending kita fokus pada mikronutrient atau dan vitamin yang nyata-nyata sudah memberikan perlindungan terhadap infeksi virus melalui uji klinis," ujar Fariz.
Lantas, Fariz mengungkapkan dosis Vitamin C yang dibutuhkan untuk menangkal Virus Corona.
"Misal Vitamin C itu sangat dibutuhkan untuk melawan virus ya walaupun angka kecukupan gizi untuk saat-saat biasa itu 60 mg, tapi saya yakin bukti memperlihatkan butuh di atas 60 mg untuk bisa melawan," lanjutnya.
Saat ditanya kini banyak orang yang mengosumsi herbal karena Virus Corona, Fariz menilai kurang efektif.
• Ikatan Dokter Indonesia Izinkan Buka Data Lokasi Pasien Positif Terjangkit Corona, Ini Tujuannya
"Itu kan manfaatnya ada untuk saluran cerna, untuk mengurangi masuk angin, tapi kalau kita mau menerapkan yang lebih luas, kan kapasitas emak-emak untuk membuat ramuan kan enggak sama."
"Dan kita tidak memiliki bukti ilmiah gitu, kita bilang efektif atau tidak," ungkapnya.
Fariz kembali menganjurkan mikronutrient dan vitamin yang bisa larut dengan air agar tak merusak liver dan ginjal.
"Jadi saya anjurkan yang larut air."