David meminta semua orang bisa membantu dalam mengatasi virus yang belum ada obatnya ini.
"Saya merasa, saatnya sih untuk yang di rumah saja bisa membantu lewar apa yang bisa dibantu. Lewat media sosial, atau kenalan dan lain-lain sama-sama membantu bener-bener melawan Covid-19. Karena sampai saat ini belum ada obatnya," pungkasnya.
• Ramadan di Tengah Virus Corona, Sekum Fatwa MUI: Bisa Jadi Bala atau Rahmat, Tergantung Menyikapinya
Lihat videonya mulai menit ke-6:10:
Kronologi Ayahnya Terjangkit hingga Meninggal
Pada kesempatan yang sama, David juga mengungkap kesaksiannya terkait kematian sang ayah.
David Mulya mengatakan bahwa ayahnya sempat ditolak oleh rumah sakit.
David mengatakan bahwa sang ayah mulai sakit pada 21 Maret 2020.
• Soal Imbas Corona Bagi Pengusaha, Apindo Sebut Stimulus Ekonomi Pemerintah Tak Berdampak Langsung
Mulanya, David menuturkan, dirinya hanya merawat ayahnya di rumah lantaran gejala yang dialami hanya panas dan batuk.
"Jadi dia itu mulai ada demam itu di tanggal 21 Maret demamnya masih sekitar 37,5 tapi sudah ada batuk dan dia merasa meriang, panas."
"Nah kita diemin dulu, kita kasih obat biasa nah setelah itu di tanggal 23 panasnya makin naik, 38 nah di situ kita langsung memutuskan ke rumah sakit," kata David.
Saat dibawa ke rumah sakit dan ditanya dokter, David menjelaskan bahwa ayahnya sempat ke luar negeri dan luar kota.
"Ke rumah sakit, pas di sana melakukan tes biasa belum untuk Covid-19 masih cuma ditanya keluhannya apa dan ditanya jalan ke luar negeri enggak."
"Saya cerita bapak sebelum dua minggu tanggal 21 bapak pergi ke Singapura, setelah dari Singapura dia ke Bandung, dokternya langsung cek darah sama Xray pas hasilnya keluar langsung dinyatakan PDP Covid-19," ungkap dia.
Kemudian David menceritakan setelah itu ayahnya ditanya banyak terkait identitas dan dengan siapa saja ia pernah berkontak.
Meski sudah berstatus PDP, namun dokter menyarankan agar sang ayah melakukan isolasi mandiri hingga mendapat kabar dari pihak terkait.