TRIBUNWOW.COM - Luhut Binsar Pandjaitan mencurahkan isi hatinya tentang keadaan bangsa yang keruh di tengah peperangan terhadap wabah Virus Corona (Covid-19) di Indonesia.
Salah satu kekeruhan itu ditandai dengan maraknya ujaran kebencian dan fitnah.
"Bukan lagi kritik yang berorientasi kepada pemecahan masalah dan mencari solusi bagi keselamatan negeri tercinta kita," tulis Luhut sebagaimana dikutip dari akun Instagram, Jumat (10/4/2020).
• Luhut Pandjaitan Tetap Lanjutkan Proses Hukum karena Said Didu Tak Minta Maaf
Unggahan itu diberi judul "Setiap Tindakan Ada Konsekuensinya".
Luhut yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi mengatakan, sejumlah komponen bangsa saat ini sedang bergerak bersama mencari solusi untuk mempercepat penanganan wabah Virus Corona.
Bagi Luhut, ini adalah misi kemanusiaan dan harus dituntaskan.
Namun, rupanya masih banyak komponen bangsa yang tidak seiring dan seirama dengan gerak langkah ini.
• Sambil Tertawa, Luhut Binsar Pandjaitan Jawab Tuduhan Datangkan TKA China di Tengah Wabah Corona
"Saya sungguh menyayangkan tindakan dan ucapan beberapa pihak yang tega menjadikan situasi seperti ini untuk memperkeruh keadaan dengan melakukan serangan-serangan yang tidak berdasar dan malah mengarah ke personal atau pribadi orang lain," tulis Luhut.
Mantan prajurit RPKAD itu pun menegaskan bahwa dirinya bukan antikritik.
Ia menegaskan pula tidak akan membungkam kritik yang muncul.
Luhut hanya ingin seluruh masyarakat Indonesia menjadi warga terdidik dan terbiasa berargumentasi dengan data.
"Saya juga ingin bangsa ini menjadi bangsa yang terdidik, yang terbiasa untuk saling kritik dan mendebat dengan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan dengan tuduhan tak berdasar yang menyerang pribadi orang lain," tulis Luhut lagi.
• Luhut Binsar Bantah Negara Tak Ketat Urus Masyarakat di Tengah Corona: Biar Bangsa Ini Belajar
Berikut curahan isi hati seorang Luhut Binsar Panjaitan, selengkapnya:
Saya menghabiskan lebih dari 30 tahun masa hidup saya sebagai seorang prajurit, tanpa pernah merasa ada keraguan ketika terjun ke daerah operasi.
Sebagai seorang prajurit Kopassus atau yang dulu disebut RPKAD pun saya terbiasa menghadapi banyak pertempuran jarak dekat, dengan situasi yang sangat mencekam.