TRIBUNWOW.COM - Pemerintah hingga saat ini terus menggaungkan seruan agar masyarakat Indonesia tidak mudik pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Langkah tersebut diambil sebagai cara untuk menekan laju penyebaran Virus Corona (Covid-19).
Namun meskipun seruan telah dilakukan, tetap masih ada warga yang nekat mudik pulang ke kampung halaman.
• Diskusi Ganjar dengan Kyai dan Dokter soal Jenazah Pasien Corona: Menolak Dosa Hukumnya
Dikutip dari YouTube Kompastv, Sabtu (4/4/2020), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan warga tetap mudik karena adanya problem di daerah hulu atau di tempat perantauan mereka yang tidak bisa diselesaikan.
"Mereka ada banyak permasalahan, sehingga kalau ini memang dari hulunya tidak segera ditangani, mereka akan punya pilihan-pilihan alternatif yang lain, terutama mereka yang sudah tidak punya penghasilan lagi, mereka mungkin buruh harian, mungkin mereka di-PHK," kata Ganjar.
Ganjar sendiri mengakui bahwa sulit untuk mengakomodasi kebutuhan seluruh warga di tengah wabah Covid-19.
"Kalau ini dari hulunya tidak bisa tertangani, tidak bisa terdata dengan cepat, maka pilihannya adalah pulang, dan itu yang memang tidak mudah kita lakukan," ujarnya.
Meskipun masih ada warga yang nekat mudik, pemerintah juga terus melakukan seruan larangan, termasuk lewat Majelis Ulama Indonesia yang mengatakan hukum mudik saat wabah Covid-19 adalah haram.
"Maka saya terimakasih Majelis Ulama menyampaikan pesan kalau ini pulang, dan itu membawa penyakit, ini haram, itu sesuatu yang sangat bagus," ucap Ganjar.
Ganjar juga mengapresiasi peran masyarakat secara individu yang berkreasi menyerukan larangan agar tidak pulang kampung.
"Terus kita mengimbau juga agar tidak mudik, banyak seniman-seniman juga membuat lagu tentang ora sah mulih (tidak usah pulang -red)," terangnya.
"Namun demikian tetap ada yang mudik, hari ini kurang lebih sudah 300 ribu lebih yang sudah masuk," lanjut Ganjar.
• Banyak Penolakan terhadap Pasien Covid-19, Ganjar Pranowo Ajak Masyarakat untuk Ubah Pola Pikir
Solo, dan Wonogiri Siap Hadapi Pemudik
Ganjar lalu mencontohkan beberapa wilayah yang telah memiliki kebijakan untuk mengantisipasi pemudik seperti di Solo, dan Wonogiri yang menyiapkan tempat karantina untuk pemudik.
"Memang kita agak sibuk hari ini untuk menangani Covidnya sendiri, di rumah sakitnya, menjelaskan kepada masyarakat, dan sekarang mendapatkan tamu-tamu yang terpaksa pulang ini," paparnya.
"Ada beberapa model mereka dikarantina, ada yang seperti Pemkot Solo punya tempat sendiri," tambah Ganjar.
Ganjar juga bercerita ada kabupaten yang menerapkan isolasi di rumah masing-masing warga.
Namun ia juga mengatakan bahwa hal tersebut perlu perhatian khusus sebab lebih sulit untuk diawasi.
"Ada model di Karanganyar, mereka isolasinya di rumah, memang yang di rumah ini agak perlu perhatian," katanya.
"Makannya saya minta teman-teman Kades, perangkat, Bupati, Wali Kota untuk melakukan kontrol."
Singgung Sri Mulyani
Kemudian, Ganjar juga menyampaikan imbauan kepada seluruh masyarakat agar menjaga anggota keluarga mereka yang telah tergolong lanjut usia (lansia), dan memiliki penyakit-penyakit bawaan.
Ganjar mengatakan selepas para pemudik dikarantina, dana desa nantinya dapat dialokasikan untuk menangani Covid-19.
"Setelah mereka bisa dimasukkan di dalam karantina, maka ini dana desa sudah mulai dipakai," tuturnya.
Terkait dana desa, Ganjar juga menyinggung Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Teringgal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar agar dana desa dapat segera dicairkan.
"Ada keluhan dari Kades-kades agar dana desanya segera dikeluarkan, segera dikirim agar mereka bisa menyiapkan untuk merespon ini," pungkasnya.
• Terbaru soal Wacana Mudik, Pemerintah Ingin Harga Tiket Angkutan Umum Naik, Motor Tak Bawa Penumpang
Lihat videonya mulai menit awal:
Kata MUI soal Mudik Haram saat Wabah Corona
Sekretaris Jendral (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia, Anwar Abbas angkat bicara terkait polemik mudik.
Anwar Abbas menegaskan bahwa mudik haram hukumnya dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang melanda.
Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube Kompas TV pada Jumat (3/4/2020), Anwar Abbas menyebut demikian lantaran mudik di tengah pandemi bisa mencelakai diri sendiri dan orang lain.
• Di Mata Najwa, dr Aman Bhakti Jelaskan 4 Kunci Selesainya Wabah Corona: Tidak Ada Paket Hematnya
Mulanya, Anwar Abbas menyinggung soal perintah agama bahwa sebagai manusia harus bisa saling melindungi.
"Salah satu tujuan dari diturunkannya agama Islam oleh Allah SWT adalah untuk menjaga dan melindungi jiwa manusia," kata Anwar.
Sedangkan, mudik di tengah wabah yang melanda bisa menularkan kepada orang lain.
Apalagi penyakit tersebut diketahui sangat cepat menyebar.
"Kalau dia mudik dari pandemi wabah ke daerah lain, maka itu tidak boleh karena disyakki dan atau diduga keras dia akan bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain."
"Apalagi virusnya menular dan sangat berbahaya," ujar dia.
Sehingga, jika masih nekat melakukan mudik, Anwar dengan tegas menyebut hal tersebut haram hukumnya.
"Dan tetap melakukannya berarti yang bersangkutan telah melakukan sesuatu yang haram," ucap dia.
Anwar menilai, imbauan pemerintah untuk melarang masyarakat mudik sudah benar
Lalu, ia mengutip sebuah hadis Rasulullah mengenai aturan bagi seorang muslim ketika menghadapi wabah.
Dalam Hadis Rasulullah. al-Bukhari, Nabi Muhammad bersabda, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu."
Lihat video berikut:
(TribunWow.com/Anung/Elfan)
Baca juga di Tribunnews.com dengan judul Ganjar Sebut Masalah di Hulu Sebabkan Warga Nekat Mudik saat Wabah Corona: Tamu yang Terpaksa Pulang