TRIBUNWOW.COM - Menyusul menyebarnya wabah Virus Corona (Covid-19) ke berbagai wilayah, pemerintah telah mengeluarkan imbauan bagi warganya untuk tidak mudik, pulang ke kampung halaman.
Anjuran tersebut khususnya ditujukan pada wilayah yang menjadi pusat penyebaran Covid-19, yakni Jakarta.
Imbauan larangan mudik juga disuarakan oleh sejumlah pemerintah daerah, satu di antaranya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
• Diskusi Ganjar dengan Kyai dan Dokter soal Jenazah Pasien Corona: Menolak Dosa Hukumnya
Dikutip dari YouTube Kompastv, Sabtu (4/4/2020), Ganjar mengibaratkan anjuran larangan mudik layaknya ibadah berpuasa.
Awalnya Ganjar menjelaskan mengapa mudik tidak dilarang, dan hanya berupa anjuran.
"Saya ingin menyampaikan apa yang disampaikan oleh Majelis Ulama, yang muslim kira-kira begini," kata Ganjar.
"Kenapa anjuran, kenapa tidak dihukum, karena kita tidak mungkin menghukum rakyat kita karena soal ini (mudik)," lanjutnya.
Ganjar lalu mengambil contoh ibadah puasa.
Ia mencontohkan bahwa di dalam berpuasa, umat muslim tidak perlu diawasi, atau dilarang agar puasanya lancar.
"Kenapa anjuran, dan harus ditaati, ini seperti kewajiban kita yang khusus muslim, seperti kewajiban kita puasa," kata Ganjar.
"Polisi puasa itu tidak ada."
Ganjar mengatakan pemerintah saat ini berusaha membangun kesadaran masyarakat agar tidak mudik karena memang paham akan hal negatif yang ditimbulkan.
Ia lalu mencontohkan saat orang berpuasa, dirinya tidak perlu dilarang untuk makan maupun minum, karena memang memiliki kesadaran untuk mematuhi aturan agama.
"Ulama-ulama ngajarin sama kita semuanya itu kontrol diri, kesadaran diri, hubungan kita adalah ke Tuhan sana," kata Ganjar.
"Kemudian kita sadar, tidak ada yang makan, tidak ada yang minum, tidak ada yang ngumpet-ngumpet makan, minum."