Virus Corona

Lawan Corona, Aksi Relawan yang Unik Tuai Apresiasi Fadjroel Rachman: Saling Menghibur dalam Perang

Penulis: anung aulia malik
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lewat akun media sosialnya, Jubir Presiden RI, Fadjroel Rachman menyampaikan pujiannya, Minggu (5/4/2020)

Tirta menceritakan dirinya telah berhenti melakukan praktik sebagai dokter karena kondisi kesehatannya yang memburuk.

Selain mengurus bisnis, Tirta mengatakan dirinya juga masih aktif membagikan ilmu-ilmu kesehatan lewat media sosial, dan melayani konsultasi melalui email.

Namun setelah wabah Covid-19 mulai menyebar di Indonesia, ia memutuskan untuk kembali turun ke lapangan dengan mengirimkan beragam APD.

Ia tidak bisa tinggal diam karena sudah banyak rekannya yang sesama tenaga medis menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

Serta gugurnya sejumlah tenaga medis karena Covid-19, membuat Tirta tergerak untuk membantuk rekan-rekannya di lini depan.

"Jadi saya mutusin turun ke jalan lagi," kata Tirta.

Tirta menceritakan kepada host E Talk Show, Wahyu Muryadi bahwa risiko berjuang melawan Covid-19 adalah kematian.

"Risikonya meninggal Pak kalau kita turun ke lapangan," katanya.

"Sekarang risiko dokter itu adalah kalau di Indonesia, risikonya, dan tenaga medis itu meninggal, emang meninggal, risiko terberat," lanjut Tirta.

Pria yang juga merupakan influencer tersebut mengatakan bahwa para tenaga medis saat ini menghadapi perang yang luar biasa melawan Covid-19, dengan nyawa sebagai taruhannya.

"Tahu lah kalau rasanya kita punya keluarga dokter, sekarang melepas ke Covid itu jujur luar biasa," kata Tirta.

"Mungkin kita tidak akan bisa lihat besoknya, karena memang risiko meninggal," sambungnya.

Tirta lanjut menjelaskan terkait pernyataan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang menyatakan tidak akan melayani pasien tanpa bantuan APD.

"Mau mogok?" tanya host acara.

Tirta meluruskan bahwa yang dimaksud oleh IDI bukanlah mogok.

Ia mengatakan apabila dokter tidak mengenakan APD, pasien yang tadinya sehat justru berisiko menjadi positif Covid-19.

"Bukan mogok, intinya melindungi dirinya sendiri," kata Tirta.

"Karena kalau sampai dokter tanpa APD merawat Covid, dokter tersebut malah jadi carrier ke pasien yang sebenarnya enggak Covid."

Pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) tersebut, menjelaskan tanpa adanya APD, tenaga medis justru membahayakan dirinya sendiri, dan orang yang dirawatnya.

Simak video berikut ini mulai menit 5:39:

(TribunWow.com/Anung/Via)