Virus Corona

Soal Penolakan Warga pada Jenazah Corona, Ustaz Abdul Somad: Berbuat Tak Seperti Pengetahuan Kita

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustaz Abdul Somad angkat bicara terkait penolakan sejumlah warga terhadap jenazah positif Virus Corona.

TRIBUNWOW.COM - Pendakwah, Ustadz Abdul Somad angkat bicara terkait penolakan sejumlah warga terhadap jenazah positif Virus Corona.

Seperti diketahui beberapa daerah menolak wilayahnya menjadi tempat dikuburnya jenazah Covid-19 karena takut tertular.

Hal itu menjadi sorotan Ustaz Abdul Somad, seperti diungkapnya melalui sambungan telepon acara Kabar Petang tv One pada Kamis (2/4/2020).

Cara Dapat Token Listrik Gratis dari PLN di Tengah Virus Corona, Bisa Lewat WhatsApp

Mulanya, Ustaz Abdul Somad atau akrab disapa (UAS) ini menjelaskan kewajiban seorang Muslim pada orang yang sudah meninggal.

"Saya dimintai pendapat mengenai penolakan masyarakat terhadap jenazah saudara-saudara kita yang terkena wabah Corona."

"Di antara kewajiban fardu kifayah bagi seorang muslim kalau ada suaranya meninggal, empat (kewajiban, yaitu) memandikan, mengkafankan, menyolatkan, memakamkan," ujar UAS.

Lalu, ia menyinggung hal yang menjadi permasalahan yaitu warga menolak pemakaman jenazah Covid-19.

"Nah yang menjadi masalah keempat ini memakamkan. Apa kendalanya? Apa masalahnya jenazahnya musti ditolak untuk dimakamkan di pemakaman umum tersebut?" kata UAS.

Prabowo akan Datangkan Lagi 100 Ribu Alat Kesehatan untuk Tenaga Medis dalam Tangani Virus Corona

UAS maklum warga takut akan tertular, namun seharusnya mereka percaya dengan perkataan dokter yang lebih mengetahui persoalan Virus Corona.

"Tentu saja akan dikhawatirkan menebarkan penyakit, tidak ada yang paling mengerti penyakit ini kecuali dokter," ujar UAS.

Lalu, UAS menyinggung Hadits Rasulullah Al Bukhari yang menyebut jika sesuatu yang tidak diserahkan pada ahlinya maka dapat ditunggu kehancurannya.

Maka terkait penguburan jenazah Covid-19, tegasnya, dokterlah yang lebih mengetahui.

"Diserahkan suatu perkara tidak pada ahlinya, tunggulah kehancuran. Sebab itu kita tanya pada dokter yang amanah, dokter yang ngaji, dokter yang dekat dengan Kyai, dokter yang ahlu sunnah wal jamaah," katanya.

Sedangkan, dokter sudah meminta agar jenazah Covid-19 dibungkus kain kafan dan plastik.

Anies Baswedan Yakin Banyak Pasien Corona Tak Terdeteksi: Tesnya Sedikit, Jumlah Positif Sedikit

Plastik diketahui sangat sulit diurai oleh tanah hingga memungkinan virus tak bisa keluar dari bahan tersebut.

"Pak dokter kalau ada orang kena Corona meninggal dunia lalu kemudian ditutup dengan kain kafan, setelah itu dengan plastik, diikat, masuk ke dalam tanah, apakah masih menyebar?," kata Abdul Somad, memperagakan pertanyaan banyak pihak terkait pemakaman jenazah positif Covid-19.

"Dokter itu menjawab tidak, karena plastik itu hancur puluhan tahun bahkan lebih sekian puluh tahun baru dia hancur, baru wabah bisa keluar, dan wabah itu sudah mati,' Abdul Somad menyebutkan.

Sehingga, UAS berpesan agar semua orang jangan bertindak sesuai dengan prasangka saja tanpa benar-benar mengetahui suatu perkara, khususnya soal pemakaman jenazah Covid-19.

Ragam Aksi Gubernur Bantu Masyarakat Hadapi Corona, Mulai Anies Baswedan, Ridwan Kamil hingga Ganjar

"Maka kalau sudah tidak ada kekhawatiran sedikit pun maka kita terima."

"Karena diluapkan oleh perasaan, karena persepsi, karena prasangka, maka sesungguhnya kita sudah berbuat tidak seperti pengetahuan kita," ucapnya.

Lihat videonya sejak menit awal:

Viral Bupati Banyumas Debat dengan Warga karena Jenazah Covid-19 Ditolak

Viral video jenazah pasien positif Virus Corona ditolak masyarakat hingga harus dilakukan pembongkaran.

Hal tersebut terjadi di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (31/3/2020).

Dalam kesempatan tersebut, bahkan Bupati Banyumas, Achmad Husein yang ikut memakamkan korban sempat meminta warga untuk tenang meski akhirnya jenazah harus dipindahkan.

• Di ILC Bahas Corona, Dokter Erlina Burhan: Saya Jangan Dikatakan Selalu Mengkritik Pemerintah

Melalui sambungan video call acara Kabar Petang TV One pada Rabu (1/4/2020), Achmad Husein mengatakan warga takut tertular.

Padahal menurut ahli, jenazah yang sudah dikubur tidak bisa menularkan Virus Corona.

"Jadi alasannya itu mereka takut nanti sekitarnya (menjadi tertular)."

"Sebenarnya dari segi patologi dan mikrobiologis itu tidak seperti itu," ungkap Achmad.

Ia merasa heran lantaran pemakaman warga akibat Virus Corona sudah pernah dilakukan.

Namun kali ini, jenazah bahkan ditolak sampai empat kali.

"Ini kan kejadian yang kedua yang pertama enggak ada masalah, yang kedua ini sampai empat kali pindah-pindah."

"Ya pertama itu di tempat penduduk setempat dia tinggal KTPnya, ditolak sama warga situ," kata dia.

• Ini Kata Presiden Jokowi soal Debt Collector yang Masih Menagih Cicilan kepada Masyarakat

Tak hanya itu, bahkan jenazah juga sempat ditolak dikuburkan di tanah pemerintah.

"Kemudian kita pindah tempat pemakaman yang tanahnya milik Pemerintah Daerah itu sampai ditolak juga," ungkapnya.

Achmad menduga, kejadian tersebut terjadi lantaran warga banyak mendapatkan kabar-kabar yang salah mengenai Covid-19 di media sosial.

"Ini kemungkinan besar karena medsos ya, ada berita-berita kalau Covid-19 itu jenazahnya seperti penyakit antraks atau penyakit apa gitu loh," dugaya.

Sehingga kini ia akan segera menyosialisasikan masalah Covid-19 secara jelas ke warga.

"Ini mungkin kurang sosialisasi, bukan salah masyarakat sih kita juga mungkin perlu mengedukasi lebih banyak lagi, ini tugas kita," kata dia.

• NTT Terpantau 0 Kasus Pasien Positif Corona, Bagaimana Kondisi Terkini di Kota Kupang?

Saat ditanya presenter apakah semua penolakan tersebut terjadi setelah jenazah dikuburkan, Achmad membantahnya.

Pada penolakan pertama dan kedua baru tahap persiapan.

Namun, ia sempat menenangkan warga pada pukul 12 malam karena ada kekhawatiran tersebut.

"Tidak, yang pertama itu persiapan ditolak, yang kedua persiapan ditolak."

"Terus ini kan sudah malam ini 'wah ini sudah malam ini', akhirnya tim itu mengambil inisiatif di tanah pemerintah, sebetulnya jauh dari tanah penduduk."

"Tapi setelah dikubur malam-malam, jam 12 harus menenangkan mereka," kata dia.

Sementara itu dalam video yang viral itu, terlihat warga sampai berdebat dengan pemerintah termasuk Bupati untuk menolak jenazah tersebut.

• Kabar Baik, Maluku Kini Nol Kasus Corona, Satu-satunya Pasien Positif Covid-19 Telah Sembuh di Ambon

Warga juga sempat memblokade jalan.

Dengan mengenakan Alat Pelindung Diri, Achmad Husein yang sempat ikut menggali kubur terus mencoba menenangkan warga

"Ini lihat saya gali sendiri ini lihat," ujar Achmad sambil memamerkan foto dari sebuah ponsel.

"Karena pemberitahuan dari Bupati itu sangat santer bahwa Virus Corona itu sangat berbahaya," ujar warga.

"Lihat foto saya di situ saya menggali sendiri," bantah Achmad keras.

Lihat videonya sejak menit awal:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)