Virus Corona

Dokter Paru RSUP Persahabatan Minta 'Senjata' Perangi Corona pada Jubir Presiden: Tolonglah Diberi

Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis membawa pasien ke dalam ruang isolasi Gedung Pinere RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan menerima total 31 pasien dengan status dalam pemantauan dan pengawasan berkaitan dengan virus Covid-19 atau virus Corona dan saat ini masih diobservasi secara intensif. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNWOW.COM - Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, dr. Erlina Burhan meminta agar pemerintah dapat membantu para dokter dalam melawan Virus Corona atau Covid-19.

Hal tersebut disampaikan dr Erlina dalam video yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (1/4/2020).

dr. Erlina menuturkan, saat ini seluruh dokter di Indonesia telah bersedia untuk melawan Corona.

Sebagai garda terdepan, para dokter membutuhkan sebuah 'senjata' dalam peperangan kali ini.

Penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam soal Jenazah Pasien Corona yang Bisa Tularkan Virus

Di ILC Bahas Corona, Dokter Erlina Burhan: Saya Jangan Dikatakan Selalu Mengkritik Pemerintah

Kepada Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, dr. Erlina meminta untuk dapat diberi bantuan senjata tersebut.

Karena para dokter telah berjuang melawan virus baru dengan bertaruh seluruh nyawa.

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan, dr. Erlina Burhan meminta agar pemerintah dapat membantu para dokter dalam melawan virus corona atau Covid-19. (Tangkap layar kanal YouTube Indonesia Lawyers Club)

"Ini dokter-dokter di seluruh Indonesia udah siap berjuang melawan musuh bersama kita, Virus Covid," tutur dr. Erlina.

"Untuk berjuang 'kan perlu senjata, tolonglah diberi senjata."

"Kami ini memang garda terdepan, menaruhkan kesehatan sendiri, mempertaruhkan mungkin nyawa juga," tambahnya.

dr. Erlina bahkan menuturkan mungkin saja seorang dokter akan kelelahan.

Apabila nantinya pasien yang membutuhkan perawatan terus bertambah.

Jusuf Kalla Tanggapi Kondisi Indonesia di Tengah Corona: Prosedur Penting, Tapi Waktu Lebih Penting

Dalam kesempatan itu, dr. Erlina juga menyinggung soal alat pelindung diri (APD).

Di mana perlengkapan itu sangat dibutuhkan oleh para tenaga medis.

Terlebih untuk melawan Virus Corona sekarang ini.

dr. Erlina mengungkapkan, saat ini APD sudah langka untuk ditemukan di Indonesia.

Tak sampai di situ, APD juga ternyata langka di seluruh dunia.

Pekerja di konveksi Evlogia Apparel sedang membuat APD hazmat suit untuk memenuhi kebutuhan APD di rumah sakit. (Istimewa/HO/TribunJabar)

BPTJ Resmi Batasi Akses dan Semua Moda Transportasi di Jabodetabek demi Cegah Corona, Ini Rinciannya

Banyak negara yang juga membutuhkan APD dengan jumlah tak sedikit.

dr. Erlina menyarankan pabrik-pabrik garment yang ada di Indonesia dapat memulai untuk membuat perlengkapan untuk tenaga medis.

Asalkan masih memenuhi standar dari alat kesehatan.

"Dan lama kelamaan kalau pasiennya bertambah banyak, mungkin suatu ketika dokter akan kelelahan," terang dr. Erlina.

"APD ini di mana-mana seluruh Indonesia ini langka, bahkan di seluruh dunia semua ngejar APD."

"Mungkin barangkali banyak pabrikan garment dalam negeri yang mau memproduksi masker," imbuhnya.

Yasonna Ungkap Alasan Pemerintah Tak Lakukan Lockdown untuk Atasi Corona: Kami Sudah Menghitung

Kepada Fadjroel, dr. Erlina meminta agar pemerintah dapat memberikan APD ke rumah sakit yang menjadi rujukan untuk menangani Covid di setiap daerah.

dr. Erlina berharap pemerintah tidak membiarkan dokter untuk melayani pasien tanpa APD.

Karena bagi dr. Erlina, tindakan itu sama saja dengan membahayakan diri sendiri.

"Tolong Pak Fadjroel, APD disebar ke seluruh pusat pelayanan Covid," ungkap dr. Erlina.

"Jangan kami dibiarkan melayani pasien tanpa APD yang memadai. Itu sama dengan bunuh diri," pungkasnya.

Petugas PMI memakai alat pelindung diri (APD) sebelum melakukan penyemprotan disinfektan di Jakarta, Kamis (26/3/2020). PMI Pusat bersama unsur TNI mengerahkan 3.000 relawan mulai melakukan tindakan penyemprotan cairan disinfektan sebagai upaya penanggulangan wabah virus Covid-19 yang terbagi ke dalam 600 titik wilayah DKI Jakarta. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Kronologi 300 Siswa Setukpa Polri Positif Corona Hasil Rapid Test, Argo Yuwono: Awalnya 1 Siswa DBD

Dalam kesempatan itu, dr. Erlina juga menjelaskan perihal adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) soal penguburan jenazah pasien positif Corona.

Tim medis perlu melakukan antisipasi untuk menangani jenazah pasien positif Corona.

Karena Corona merupakan virus baru yang belum diketahui secara detail.

Para tenaga medis lebih baik belajar dari virus flu burung.

Di mana virus tersebut dapat menular meskipun pasien sudah meninggal dunia.

Diketahui flu burung dapat ditularkan melalui cairan di dalam tubuh manusia.

"Tapi kita juga perlu antisipasi, ini 'kan virus baru penyakit baru kita tidak tahu," ungkap dr. Erlina.

"Kita belajar dari flu burung."

"Bahwa kalaupun sudah meninggal virus ini ditemukan di cairan tubuh," imbuhnya.

3 Skenario Kapan Waktu Pandemi Virus Corona Berakhir di Indonesia Menurut Ahli

Seperti yang diketahui, untuk pemrosesan penguburan jenazah harus melalui pembersihan.

Yaitu seluruh cairan di dalam tubuh harus dikeluarkan.

Para tenaga medis khawatir, saat melakukan proses tersebut justru dapat menularkan virus.

Sehingga diputuskan untuk menetapkan kebijakan sedemikian rupa terkait penguburan jenazah.

"Nah kita tahu proses pemulasaran jenazah itu 'kan membersihkan mayat," terang dr. Erlina.

"Termasuk membersihkan cairan tubuh, kita khawatir ini juga menjadi sumber penularan."

"Itulah sebabnya SOP seperti itu," lanjutnya. (Tribunnews.com/Febia Rosada)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Jadi Garda Terdepan Lawan Corona, dr. Erlina Minta Pemerintah Kirimkan APD ke Rumah Sakit Rujukan".