Virus Corona

Putri Mendiang Guru Besar UI Kenang Ayahanda seusai Jadi PDP Corona: Papi Sesak, Papi Kedinginan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Najwa Shihab (kiri), dan dr. Leonita Triwachyuni (kanan), pada acara Mata Najwa, Rabu (25/3/2020)

TRIBUNWOW.COM - Guru Besar Epidemiologi FKM Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna telah meninggal seusai sakit pasca merawat seorang pasien positif Covid-19.

Anak dr. Bambang Sutrisna, dr. Leonita Triwachyuni menceritakan momen-momen terakhir ayahnya, mulai dari jatuh sakit hingga menghembuskan nafas terakhir.

Pada acara Mata Najwa, Rabu (25/3/2020), awalnya Leonita menceritakan awal mula ayahnya mulai menunjukkan gejala sakit.

dr. Leonita Triwachyuni, pada acara Mata Najwa, Rabu (25/3/2020) (youtube Najwa Shihab)

dr Tirta Geregetan Lihat Cuitan Netizen Twitter soal Corona: Itu Pengin Saya Jitak Kepalanya

Leonita mengatakan sejak Minggu (22/3/2020), ayahnya tersebut mulai merasakan sesak napas yang parah, disertai batuk-batuk.

Kakak Leonita akhirnya menelpon dirinya, dan mengatakan bahwa ayahnya tersebut minta untuk diantar berobat ke rumah sakit.

"Papi sakit nih, minta tolong dianterin, tadinya Papa masih enggak mau ke rumah sakit," ujarnya.

Leonita lanjut bercerita, akhirnya suaminya lah yang mengantarkan ayahnya pergi berobat ke rumah sakit.

"Akhirnya yang anterin suami aku, terus diantar ke sana tanggal 22 pagi, kemudian dirawat, diisolasi, di situ kita enggak dapet kabar apapun mengenai Papa," katanya.

Selama sakit, dan diisolasi, Leonita mengatakan mendiang ayahnya selalu menelpon dirinya, sembari mengeluhkan badannya yang sakit.

"Papa selalu bilang Noni tolong tolongin Papi Noni, Papi sesak, Papi kedinginan," tutur Leonita.

Leonita merasakan kesedihan, dan kesepian yang dialami ayahnya, sebab dalam ruang isolasi di rumah sakit, tidak terdapat orang lain, selain ayahnya tersebut, perawat pun hanya mengamati lewat CCTV.

"Memang agak susah minta tolong," ucapnya.

Leonita mulai merasa sedih merasakan kepergian mendiang ayahnya.

Suaranya mulai terbata-bata ketika mengenang ayahnya yang ia kenal kuat, kala itu justru terus mengeluh tentang kondisi kesehatannya.

"Papah bukan orang yang rewel, jadi ketika dia bilang Non tolong, itu saya sudah tahu ini pasti bahaya," ucap Leonita.

Halaman
123