"Saya bikin video kayaknya seru, biar bisa tembus, soalnya sekarang kalau mau kedengeran emang harus heboh, makannya saya bikin video, Alhamdulillah banyak yang nge-share sampai akhirnya saya bisa sampai sini (acara ILC)," lanjutnya.
Ginanjar becerita sebagai ojol, banyak masalah yang dihadapi oleh dirinya, dan rekan-rekannya.
Masalah datang silih berganti, dan akhirnya datang masalah akibat mewabahnya Covid-19.
"Saya hampir lima tahun ngojek, banyak masalah, dan keluh kesah di ojek online," kata Ginanjar.
"Belum selesai satu masalah, kami kemarin masalah diskriminasi order."
"Sekarang datang lagi masalah, yang masalahnya lebih hebat banget, masalah ini ada Covid-19, sampai ada peraturan, kebijakan larangan, dan segala macam," sambungnya.
• Curhatan Driver Ojol di ILC soal Customer di Tengah Virus Corona: Apresiasi Buat Mbak Semalam
Ginanjar bercerita bagaimana pendapatan para ojol kian turun selama diberlakukannya physical distancing atau pemisahan jarak antar manusia.
"Ini sekarang sudah hari Selasa, berarti hari kedua dilakukan," ujarnya.
"Ini pengalaman saya, dan teman-teman saya yang lain, dari semalam saya ngalong sampai pagi," tambah Ginanjar.
Ginanjar lanjut mengungkapkan isi hatinya, ia menegaskan dirinya bukan lah orang yang tidak taat aturan.
Ia juga paham aturan pemerintah, dan ingin bekerja di rumah, Ginanjar menuntut adanya aksi nyata dari pemerintah untuk membantu dirinya, dan rekan-rekannya yang semakin sulit hidup di tengah Covid-19.
"Karena di sini kata-kata mutiara, kata-kata bijak, kalian itu, bukan itu yang sekarang ini kami butuhkan, yang kami butuhkan sekarang itu rangkulan tangan, wujud empati kalian semua, kami itu sudah kenyang dinasihatin," kata Ginanjar.
"Kami bukan warga yang enggak taat aturan, kami tahu sakit kami ke rumah sakit, kami tahu kami disuruh istirahat di rumah, kami istirahat di rumah."
"Saya apresiasi yang namanya simpati."
"Kami butuh wujud dari simpati kalian, yaitu empati."