"Tujuannya adalah sesegera mungkin menemukan kasus-kasus positif dan melakukan isolasi di tengah masyarakat supaya tidak menjadi penyebaran baru," kata juru bicara tersebut.
Meskipun begitu, hasil tes yang negatif belum tentu menjamin orang tersebut sehat dan bebas dari Virus Corona.
Pada beberapa kasus reaksi imunitas (kekebalan tubuh) belum muncul pada masa awal inkubasi.
"Hasil negatif rapid test tidak memberikan jaminan yang bersangkutan tidak sedang sakit," kata Yurianto.
"Bisa saja pada pemeriksaan ini didapatkan hasil negatif pada orang yang sudah terinfeksi virus ini, tetapi respons imunitasnya belum muncul," terangnya.
"Ini sering terjadi pada infeksi yang masih berada di bawah 6 atau 7 hari, hasilnya pasti akan negatif," tambah Yurianto.
Maka dari itu tes perlu diulang kembali pada 6-7 hari setelah tes pertama.
Ia juga menegaskan orang yang mendapat hasil tes negatif tetap harus waspada dan tidak boleh merasa diri sehat.
• Pesan Mantan Pasien 01 Corona, Sita Tyasutami: Masyarakat Jangan Takut Tes, Jangan Takut Diisolasi
Lihat videonya mulai menit 5:00
Jelaskan Soal Obat Klorokuin
Achmad Yurianto menegaskan obat jenis klorokuin bukan untuk pencegahan Virus Corona.
Maka dari itu, Achmad Yuri meminta masyarakat tidak membeli ataupun menyimpan klorokuin.
Hal itu disampaikan oleh Achmad Yurianto yang diketahui dari unggahan Youtube BNPB Indonesia, Sabtu (21/3/2020).
• WNA di Bali Tewas di Pinggir Jalan Sempat Diduga Serangan Jantung, Ternyata Positif Virus Corona
Dilansir TribunWow.com, Yuri tidak ingin ada salah persepsi dari masyarakat terkait kegunaan dari obat tersebut.
Yuri menjelaskan, klorokuin merupakan obat untuk penyembuhan bukan pencegahan.