Pada Senin (16/3/2020), SH mengatakan istrinya menjalani tes swab dan sampelnya dikirim ke Balitbangkes.
"Hasilnya dua hari kemudian katanya. Tapi istri saya diminta tetap diisolasi sambil menunggu rumah sakit rujukan," ucap SH.
Keesokannya, pihak rumah sakit memulangkan A. Padahal, kondisi A saat itu belum memungkinkan untuk pulang.
Suhu tubuh A masih 37 derajat velcius, tensi darah belum stabil, serta batuk dan sakit tenggorokan.
"Mereka (pihak RS) bilang nanti hasilnya dikabari by phone."
"Tapi kalau ada perubahan kondisi istri saya, harap langsung dibawa ke rumah sakit rujukan atau telepon hotline," ujar dia.
Selain itu, ia mengaku dilarang untuk mengunjungi rumah sakit tersebut jika hasil tes swab menunjukkan A terinfeksi corona.
"Mereka bilang jangan ke rumah sakit mereka lagi, alasannya karena bukan rujukan."
"Tapi mereka isolasi sampai tiga hari loh. Bahkan yang kasih makan di ruangan itu pakai baju (seperti) robot."
"Kalau enggak ada kemungkinan suspect, enggak mungkin diisolasi kan," kata SH.
Kini, SH berharap hasil tes swab sang istri keluar secepatnya untuk segera mengambil langkah antisipasi.
SH mengakui sulitnya mendapatkan pemeriksaan ideal terkait Covid-19.
Ia mempertanyakan keseriusan Pemprov DKI Jakarta dalam menangani kasus Covid-19.
"Yang saya pertanyakan, apakah pemerintah DKI sebagai ibu kota negara cara menagani Covid-19 seperti ini?" kata SH.
• Jokowi Sudah Dengar Desakan Terawan Mundur, Pramono: Kita Tak Boleh di Kondisi Saling Menyalahkan
Total 19 Meninggal, 12 di DKI