Namun, "Negeri Ginseng" tetap harus waspada adanya infeksi ulang atau massal.
"Kita seharusnya tidak berpuas diri sama sekali," tegas Presiden Moon Jae-in.
Sementara itu KCDC mengingatkan infeksi massal bisa terjadi kapan pun.
Kasusnya seperti 60 orang yang terinfeksi saat bekerja di call center perusahaan asuransi.
Mereka terinfeksi karena kerjanya berdekatan satu sama lain.
Kemudian Distrik Guro di Seoul pada Senin lalu mengatakan setidaknya ada 46 orang terinfeksi di call center perusahaan asuransi, karena karyawan bekerja di ruangan tertutup dan tidak boleh memakai masker agar bisa berbicara jelas di telepon.
"Skenario terbaik adalah virus itu mati pada akhir Maret... Skenario terburuk adalah virus menyebar secara luas di kota metropolitan Seoul dan sekitarnya di provinsi Gyeonggi," kata Kim Woo-joo.
Lalu Kim Dong-hyun selaku Presiden Asosiasi Epidemiologi Korea, mengatakan sulit untuk mencegah penyakit Covid-19 menyebar di masyarakat, karena dapat terjadi selama periode tanpa gejala.
"Negara-negara harus mengambil langkah-langkah pencegahan yang drastis, bahkan pada tahap awal wabah terjadi," katanya.
(Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Virus Corona di Korsel Bisa Turun Tanpa Lockdown, Ini Kuncinya"