Virus Corona

Tanpa Lockdown, Ini Kunci Korsel Bisa Turunkan Kasus Virus Corona: Pakai Masker hingga Tes Gratis

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan.

TRIBUNWOW.COM - Korea Selatan ternyata mampu menurunkan jumlah kasus Virus Corona secara drastis pekan ini.

Padahal pemerintah tidak menerapkan lockdown seperti Italia dan China.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengatakan ada peningkatan 131 kasus dari Minggu (8/3/2020) ke Senin (9/3/2020).

Wagub Jatim Emil Dardak Tes Virus Corona ke RS Unair setelah Sempat Kontak dengan Menteri Belanda

Padahal, rata-rata "Negeri Ginseng" mencatatkan penambahan 500 kasus per hari.

Namun sejak Jumat pekan lalu turun jadi 438 kasus baru, kemudian 367 kasus baru pada Sabtu, dan 248 pada Minggu.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengujian massal, komunikasi publik, dan penggunaan teknologi.

Pengujian ekstensif juga telah selesai dilakukan terhadap anggota Gereja Shincheonji Yesus, yang dikaitkan dengan lebih dari 60 persen kasus di negara itu.

Para pejabat Korsel juga berbagi pengalaman mereka dalam mengatasi wabah tersebut, dengan mengatakan bahwa penutupan kota seperti yang dilakukan di Wuhan, sulit ditegakkan di masyarakat terbuka.

"Tanpa merusak prinsip masyarakat yang transparan dan terbuka, kami merekomendasikan sistem respons yang memadukan partisipasi publik sukarela dengan apilikasi kreatif teknologi canggih," kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel, Kim Gang-lip dikutip dari SCMP.

Menurutnya, tindakan konvensional dan paksaan seperti penguncian daerah yang terkena dampak memiliki kelemahan, karena menggerogoti semangat demokrasi dan mengasingkan publik yang harus berperan aktif dalam upaya pencegahan.

"Partisipasi publik harus diamankan melalui keterbukaan dan transparansi," katanya.

Korsel sangat proaktif dalam memberikan informasi yang dibutuhkan warga negaranya agar tetap aman, termasuk briefing media dua kali sehari.

Ada juga peringatan darurat yang dikirimkan melalui ponsel ke mereka yang tinggal atau bekerja di distrik-distrik tempat kasus baru terkonfirmasi.

Rincian tentang riwayat perjalanan pasien yang dikonfirmasi juga tersedia di situs web kota.

Beberapa ada yang dijabarkan sampai ke tempat tinggal atau majikan pasien, yang dapat mempermudah mereka diidentifikasi secara individu. P

Halaman
1234