"Itu harusnya bisa menjadi red alert, atau alarm untuk para orangtua mulai waspada," kata Deborah Dewi.
Deborah Dewi menekankan bahwa temuan tulisan dan gambar buatan siswi SMP yang bunuh bocah 5 tahun ini sudah cukup menjadi tanda waspada.
"Saya tidak membuat diagnosa mendalam tapi temuan ini cukup untuk menjadi tanda waspada bagi orangtua."
"Kalau menemukan di tulisan tangan maupaun gambar yang dibuat anak sudah waktunya diskusi dengan psikolog," katanya.
Polisi Sebut Pelaku Cerdas
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo mengakui kemampuan berbahasa Inggris dari siswi SMP tersebut.
Pasalnya dalam buku, curhatannya ditulis menggunakan bahasa Inggris.
"Di TKP tersebut yang pertama, kami menemukan papan curhat. Anak ini cukup cerdas, berkemampuan bahasa inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaannya itu dalam berbagai tulisan," katanya dikutip dari Tribun Jakarta.
Dari hasil olah TKP, polisi menduga pembunuhan bocah 6 tahun ini memang sudah direncakan.
Pasalnya polisi menemukan gambar wanita terikat dalam buku tersebut.
"Ungkapan perasaan dia tuliskan semua dan lebih menarik lagi bahwa apa yang dilakukan hari ini, ini sudah tergambar," ujarnya saat ditemui di tkp.
"Ini adalah gambar seorang wanita dengan terikat, lalu ada tulisan 'keep calm and give me torture," tambah sambil menunjukan buku catatan milik korban.
Coretan-coretan tangan pelaku menuliskan soal ayahnya, di antaranya "Please dad...don't make me mad, if you not want death. I will make you go to grave".
Kemudian ada coretan lainnya "My dad is my crush, i want to leave my dad or my dad is death". (Ayah menghancurkan saya, saya ingin meninggalkan ayah saya atau ayah saya yang meninggal)
Di lembar lain ada tulisan "Keep calm daddy bondage and give me torture". (Tetap tenang ayah dan beri aku siksaan)