Terkini Daerah

ABG 15 Tahun Tak Menyesal Membunuh karena Film, Sudjiwo Tedjo Singgung soal Delusi

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Budayawan Sudjiwo Tedjo dalam saluran YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (10/3/2020).

Hingga kini, kepolisian tetap akan mendalami kasus pembunuhan yang dilakukan oleh APA.

"Kalau kita melihat memang kita masih mendalami terutama untuk pemeriksaannya," ujar Heru.

Akan tetapi, berdasarkan apa yang dinyatakan pelaku, sebelumnya ia pernah merasakan keinginan untuk membunuh.

Namun, perasaan itu sempat bisa ditahannya.

"Pada saat kita konftrontir tanggung jawab langsung dia tidak pernah menyatakan saya rencanakan tidak."

"Tetapi yang dia sampaikan saya pernah merasakan hal seperti ini tapi bisa saya tahan," beber Heru.

Sedangkan, pada saat pembunuhan itu terjadi pada Kamis (9/3/2020), NF mengaku sudah tidak kuat untuk tidak membunuh.

• Psikolog Forensik Sebut ABG Pembunuh Bocah di Sawah Besar Bukan Psikopat: Kita Bicara soal Anak-anak

"Jadi tidak hanya terhadap ke anak tapi pada saat itu dia sudah tidak bisa menahan emosinya untuk melakukan itu," jelas Heru.

"Jadi tidak direncanakan tapi pernah dia merasa ingin melakukan tapi bisa ditahan," sambungnya.

Lalu, Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri menyinggung soal Colous Unemotional.

"Merasa pertanyaanya? Merasa apa sesungguhnya dengan perilaku sedemikian rupa."

"Kalau istilah itu dipakai Colous Unemotional maka boleh jadi tidak ada perasaan bergejolak di situ," singgung Reza.

Reza mengatakan bahwa sebenarnya kognitif emphaty atau empati pemikiran pelaku berjalan.

"Itu sebabnya karangan ilmuan membedakan antara Cognitif emphaty, empati pemikiran dengan affective emphaty, empati perasaan."

"Yang mendorong seseorang datang ke polisi tapi tanpa rasa penyesalan kognitif emphaty," katanya.

• Diperiksa Polisi, Orangtua ABG Pembunuh Bocah Usia 6 Tahun Beberkan Kebiasaan Pelaku saat SD

Halaman
1234