Banjir di Jakarta

Bahas Makian dan Cacian Netizen di Medsos, Anies Baswedan: Yang Saya Kasihan Itu Ibu

Penulis: anung aulia malik
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Prof. Dr. Aliyah Alganis Rasyid Baswedan/Ibu Anies Baswedan (kanan)

TRIBUNWOW.COM - Sebagai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat sorotan publik yang lebih banyak dibandingkan gubernur-gubernur di wilayah lain.

Tak jarang dirinya menjadi target cacian dan makian atas segala hal yang terjadi di Ibu Kota.

Menanggapi hujan caci maki tersebut, Anies mengatakan dirinya sudah biasa dan tidak terpengaruh.

Irma Chaniago Sindir Geisz Chalifa sebagai Juru Bicara Anies Baswedan: Membela Tidak Konsisten

Namun yang ia khawatirkan justru sang Ibu yang terkadang harus membaca hal-hal negatif terkait dirinya.

Dikutip dari video YouTube Official iNews, Kamis (27/2/2020), awalnya Anies menjelaskan masa-masa dirinya memikirkan kritik sudah lewat, dan tak lagi dipikirkannya.

Ia berpesan bahwa ketika menjadi pejabat publik, maka orang tersebut harus siap untuk menerima kritik dan caci maki atas apapun.

"Kalau menjadi pejabat publik, harus siap jadi kotak pos keluhan sampai caci maki, harus siap," papar Anies.

Pesannya yang kedua adalah jangan berlebihan dalam menanggapi pujian dan cacian.

"Kedua, kalau berada di wilayah publik harus siap, dipuji jangan terbang, dicaci jangan tumbang," kata Anies.

Kemudian Presenter Ira Koesno menanyakan kepada Anies, apa perasaan keluarganya melihat dan mendengar banyaknya ujaran-ujaran negatif terhadap dirinya.

Anies mengatakan ia tidak khawatir apabila cacian diketahui oleh istri dan anak.

Hal yang jadi pikiran Anies adalah apabila Ibunya yang mengetahui ujaran-ujaran kebencian tersebut.

"Kalau istri, anak sudah biasa, yang saya kadang-kadang kasihan itu Ibu," kata Anies.

Warga DKI Ribut Solusi Banjir Jakarta, Anies Baswedan: Drainase Sekarang Bukan yang Kita Bikin

Beliau Perempuan Tangguh

Anies bercerita Ibunya bisa mengetahui ujaran kebencian terhadapnya karena sang Ibu hingga saat ini masih aktif dalam berbagai komunitas.

Halaman
1234