Terkini Nasional

Bahas Banjir Jakarta di Mata Najwa, Politisi PSI Justin Adrian: Pak Gubernur Terlalu Sibuk Hal Remeh

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPRD Fraksi PSI Justin Adrian, Mata Najwa, Rabu (26/2/2020)

"Seolah-olah tidak ada masalah lain di republik ini kecuali Jakarta," sambung Geisz.

Aktivis Sosial Geisz Chalifah saat hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (25/2/2020) (Youtube Indonesia Lawyers Club, Selasa (25/2/2020))

• Di ILC, Geisz Chalifah Sindir Survei M Qodari soal Anies Baswedan: Melihat Kinerja Itu Pakai Data

 Ia bahkan sempat meminta Presiden ILC, Karni Ilyas untuk membuat tema khusus untuk menyindir PSI.

"Lain kali Bang (Karni Ilyas), mungkin bisa dibuat temanya 'Sakit hati Pilkada, salahkan demokrasi', bisa begitu Bang," kata Geisz.

Bandingkan Isu Sorotan PSI

Geisz lalu menyoroti salah satu kritikan PSI terhadap Anies.

Ia mengambil contoh persoalan banjir Jakarta.

"Saya ingin kasih contoh, persoalan banjir Jakarta luar biasa dihabiskannya Anies, sampai dia menyatakan bahwa Anies tidak bekerja," kata Geisz.

Jembatan Hutan Kota Kemayoran ambrol, Minggu (22/12/2019). ((Dokumen Istimewa via Kompas.com))

• Rico Marbun Tertawa Tahu Alasan Orang Pilih Anies Baswedan di Pilpres 2024: Bukan karena Kinerja

Kasus tersebut kemudian ia bandingkan dengan ambruknya Jembatan di Hutan Kota Kemayoran yang ambruk pada Minggu (22/12/2019).

Ketika jembatan tersebut ambruk tepat sehari setelah diresmikan, Geisz heran tidak ada satu pun kader PSI yang meributkan soal hal tersebut.

Kemudian kasus lain yang diambil contoh oleh Geisz adalah proyek LRT Kelapa Gading ke Rawamangun.

Menurutnya proyek tersebut sangat tidak efisien lantaran jarak tempuhnya hanya 5,8 Km dengan total biaya Rp 6,5 triliun.

Lagi-lagi Geisz mempertanyakan mengapa PSI diam saja dan tidak mengkritisi isu tersebut.

"Berapa yang harus kita anggarkan untuk proyek yang selama ini tidak efektif," kata Geisz.

"Kok enggak minta BPK, KPK ngulas."

"Itu uang rakyat Jakarta, luar biasa besarnya."

Halaman
1234