"Saat itu airnya biasa, paling tinggi sepaha. Tapi tidak terasa airnya tiba-tiba naik, cuma kerasanya Makin kencang arusnya," katanya.
Dia berserta rombongan pun segera berinisiatif untuk menepi.
"Waktu itu masih ada yang terjebak di tengah dan kita minta untuk tidak panik," katanya.
• Kesaksian Ayah Korban Meninggal Susur Sungai Sempor, Ungkap Tak Tahu Sekolah Adakan Kegiatan Itu
Dia pun berupaya menolong mereka menggunakan akar pohon (sulur) untuk menarik siswa yang terjebak di tengah.
Di sisi lain, Dani Wahyu W mengatakan pada saat air mulai deras, dia melihat ada beberapa siswi yang hanyut.
"Ada dua orang hanyut, Saya langsung reflek meloncat dan menolong mereka. Kondisinya sudah lemas karena terguling-guling di Aliran air," katanya.
Akibat kejadian ini, mereka juga merasakan trauma yang cukup mendalam.
Terlebih lagi, salah satu kawan sekelasnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Siswa lainnya bernama Zidan menceritakan pengalamannya melalui ibunya, Yuni.
Dia menceritakan kronologis sore nahas tersebut.
• Mahfud MD soal Tragedi Susur Sungai: Kalau Cuaca Tak Memungkinkan, Lebih Baik Jangan Berspekulasi
Ketika itu para peserta susur sungai berjalan didampingi para pembina.
Ada yang berjalan di tepi, ada pula yang di tengah sungai.
Ketinggian air kala itu cukup dangkal.
Dia menceritakan, peserta berjalan sekitar 30 menit, dengan menempuh jarak lebih kurang satu kilometer.
Di tengah perjalanan itu tangan Zidan terluka karena tergores bambu.