Namun, setiap orang itu berbeda-beda tidak bisa dipaksakan semuanya memiliki karakter yang sama.
"Ya itu bisa saja terjadi karena mungkin saya kira publik kita ini sudah terbiasa Wakil Presiden seperti Pak JK."
"Sedangkan Pak Maruf Amin kan penampilannya berbeda tidak bisa disamakan orang per orang sehingga apa yang diharapkan publik, di dalam pikiran publik itu berbeda di lapangan inilah yang membuat tingkat kepuasan rendah," ungkapnya.
Lihat videonya mulai menit ke 11:03:
Indo Barometer Bandingkan Hasil Survei Pemerintahan SBY dan Jokowi
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari mengungkap perbedaan survey yang didapatnya soal tingkat kepuasan publik antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu diungkapkan M. Qodari pada acara Apa Kabar Indonesia Malam TV One pada Senin (17/2/2020).
Mulanya, M. Qodari mengatakan bahwa survey yang dilakukan sudah ada sejak zaman SBY.
• Prabowo Subianto Jadi Menteri Terbaik, Politikus PAN: Gabung dengan Pak Jokowi Itu Tidak Sia-sia
Pasalnya, baru SBY dan Jokowi merupakan presiden yang dipilih oleh rakyat.
"Survey tingkat kepuasannya ini kan dimulai dari Pak SBY karena Pak SBY adalah presiden pertama yang dipilih secara langsung di sini oleh rakyat."
"Dan karena itu kemudian evaluasinya tentunya dari rakyat. Kalau presidennya dipilih oleh MPR evaluasinya dilakukan oleh pihak MPRm" jelas M. Qodari.
Menurut keterangannya, tingkat kepuasan rakyat pada pemerintah berubah-ubah.
"Pengalaman kita untuk survey kepuasan Pak SBY baik di periode pertama maupun di periode kedua, yang namanya tingkat kepuasan atau koreksi dia mengalami dinamika bisa tinggi, bisa rendah, bisa naik, bisa turun," katanya.
Berdasarkan survey sejak zaman SBY, tingkat kepuasan wakil presiden selalu di bawah presiden dengan selisih yang cukup rendah.
"Tapi ada pula yang menarik pada waktu itu, pertama tingkat kepuasan kepada Wapres biasanya memang selalu di bawah presiden."