Pemulangan WNI eks ISIS

Tak Bantah Eks Teroris Bisa Masuk BUMN, BNPT Jelaskan Tahapannya: Tidak Semua Langsung

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur deradikalisasi BNPT Irfan Idris dalam cara Dua Arah, Senin (10/2/2020)

Menanggapi kerasnya reaksi dari publik, Irfan memberikan klarifikasi.

Para mantan teroris tersebut membutuhkan verifikasi berlapis dan deradikalisasi yang panjang sebelum bisa diberdayakan kembali di masyarakat.

"Harus verifikasi berlapis lagi, kemudian melakukan empat tahapan deradikalisasi di luar lapas, kita identifikasi setiap saat, dipantau oleh Pokja dan tim deradikalisasi, kemudian ada pembinaan wawasan kebangsaan, ada pembinaan wawasan keagaaman, baru tiba pada tahap pembinaan kewirausahaan atau kemandirian," papar Irfan.

"Tidak semua langsung, kalau sudah baik."

"Itu juga kalau sudah baik tetap dipantau," lanjutnya.

BNPT Ungkap Hal Positif Pemulangan WNI Eks ISIS, Mantan Teroris: Masih Gambling Berhasil atau Tidak

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-27.00:

Ngabalin: Tak Ada Niat Sedikitpun Untuk Memulangkan

Tenaga Ahli Utama Staff Presiden Ali Mochtar Ngabalin menyampaikan pernyataan resmi Istana perihal permasalahan pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) bekas anggota teroris ISIS.

Ngabalin tegas menyampaikan hingga saat ini pemerintah tidak memilki niat untuk memulangkan para WNI eks ISIS dari Timur Tengah.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Talk Show tvOne, Selasa (11/2/2020), mulanya Ngabalin menjelaskan bahwa para WNI eks ISIS belum tentu merupakan warga asli Indonesia karena tidak adanya bukti yang menunjukkan bahwa mereka WNI.

Ali Mochtar Ngabalin dalam acara APA KABAR INDONESIA PAGI, Selasa (11/2/2020) (youtube talkshowtvone)

• Orangtua WNI Eks ISIS ke Jokowi: Mohon Pulangkan, Anak Kami Sudah Menjerit-jerit Minta Pulang

Ngabalin lanjut menyoroti motif kepergian WNI eks ISIS.

Perginya para WNI eks ISIS tersebut secara sukarela menurut Ngabalin harus siap menanggung resiko dari pembakaran paspor dan bergabungnya mereka dengan anggota teroris ISIS.

"Bagaimana cara mengidentifikasi ini orang Manila, ini orang Indonesia, dan lain-lain," kata Ngabalin.

Perbuatan para WNI eks ISIS yang dahulu secara sukarela pergi dari Indonesia dan merendahkan pemerintah Indonesia dengan sebutan Tagut menurut Ngabalin tidak dapat diterima.

Halaman
123