"Jadi keempat ini untuk melihat. Supaya terjadi betul hal independen dalam penelitian, supaya tak ada conflict of interest, saya sudah memfungsionalkan Dirjen Imigrasi," lanjutnya.
Menurut Yasonna, tim gabungan yang dibentuk akan menelusuri penyebab data rekaman CCTV yang memuat kedatangan Harun terlambat sampai 15 hari.
Selain itu, data rekaman tersebut tidak tersimpan dalam komputer Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan tidak masuk dalam server Dirjen Imigrasi.
Yasonna menjelaskan pada saat kejadian sedang ada perubahan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (Simkim).
"Kalau yang bandara (Terminal) 3 'kan beres makanya enggak ada masalah. Tapi terminal 2 ini ada delay. Memang ada perubahan Simkim dari Simkim 1 ke Simkim 2 ada pelatihan staf," jelasnya.
Meskipun demikian, Yasonna menyebut ada kejanggalan dalam pengiriman data.
"Sehingga waktu ada pelatihan itu data dummy-nya takut masuk ke pusat tidak dibuat ekses ke pusat. Tetapi karena ada sesuatu kenapa selesai itu enggak dibuka (datanya)," lanjut Yasonna.
Tanggapan Lokataru
Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar menyinggung kemungkinan adanya kasus yang lebih besar di balik kasus Harun Masiku.
Dugaan itu muncul setelah Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly memecat Direktorat Jenderal Imigrasi Ronny Sompie.
Pemecatan itu diduga karena Ronny Sompie mengatakan Harun Masiku telah kembali ke Indonesia sejak 7 Januari 2020 lalu.
Ia pun turut mengkritik penyataan Juru Bicara (Jubir) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ali Fikri.
• Harun Masiku Buron, Politisi Demokrat Kritisi Yasonna Laoly yang Pecat Dirjen Imigrasi: Konyol
Haris Azhar menilai pernyataan Ali Fikri sama sekali tak menjawab teka-teki keberadaan caleg PDIP, Harun Masiku.
Melalui tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (28/1/2020), Haris Azhar pun menyinggung alasan Yasonna Laoly memecat Ronny Sompie.
"Penjelasan menteri bertabrakan kepentingan, kepentingannya siapa?," tanya Haris.