TRIBUNWOW.COM - Peneliti di Universitas Hong Kong mengatakan telah mengembangkan sebuah vaksin untuk melawan Virus Corona yang telah menewaskan ratusan orang.
Ahli penyakit menular Profesor Yuen Kwok-yung menjelaskan vaksin buatan peneliti Hong Kong masih memerlukan waktu untuk diuji coba.
Dikutip TribunWow.com dari scmp.com, Selasa (28/1/2020), Yuen mengatakan tim peneliti Virus Corona telah memproduksi vaksin tersebut, namun belum dapat ditentukan kapan vaksin bisa digunakan untuk pasien Virus Corona.
"Kami telah memproduksi vaksin Virus Corona, tetapi akan memakan waktu lama untuk mengujinya terhadap binatang," jelasnya.
• Diserang Virus Corona, Viral Video Warga Wuhan Saling Beri Semangat Teriak Lewat Jendela: Tetap Kuat
Yuen menyebut setidaknya perlu waktu berbulan-bulan selama proses uji coba terhadap binatang.
Kemudian paling sedikit satu tahun untuk mengujinya terhadap manusia sebelum siap digunakan.
Tim peneliti Universitas Hong Kong menjelaskan dalam pembuatan vaksin Virus Corona, mereka menggunakan bagian dari Virus Corona.
Yuen juga turut mengomentari pembuatan vaksin Virus Corona oleh pemerintah China daratan atau Tiongkok.
Menurutnya vaksin yang dibuat pemerintah China rentan menimbulkan masalah baru.
Hal tersebut lantaran metode pengembangan vaksin yang berbeda dengan vaksin yang sedang dikembangkannya di Hong Kong.
Berdasarkan data terakhir yang dihimpun oleh South China Morning Post, Selasa (28/1/2020), jumlah korban tewas karena Virus Corona sudah menembus angka 100 orang.
• Kunjungi Korban Virus Corona di Wuhan, Perdana Menteri China Pimpin Perang Lawan Wabah Mematikan
Berikut adalah rincian detil kasus dan korban dari Virus Corona:
Kasus Positif Virus Corona:
- China - 5974 Kasus
- Hong Kong- 8 Kasus
- Macau - 7 Kasus
- Taiwan - 7 Kasus
- Negara Asia Lainnya - 38 Kasus
- Eropa - 4 Kasus
- Amerika Utara - 6 Kasus
- Australia - 5 Kasus
Korban Tewas Virus Corona:
- China - 132 Jiwa
China Sebut Penyebaran Virus Corona Semakin Cepat
Pemerintah China memberikan pernyataan bahwa wabah Virus Corona akan semakin menginfeksi banyak orang dan menyebar semakin cepat.
Menteri Kesehatan China Ma Xiaowei mengkonfirmasi hal tersebut.