Viral Keraton Agung Sejagat

Sosiolog Ungkap Alasan Ratusan Orang Tertipu oleh Keraton Agung Sejagat: Ada Kekhawatiran, Kecemasan

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosiolog UGM sebut faktor pendorong orang-orang memilih bergabung dengan Keraton Agung Sejagat yang tidak memiliki asal usul yang jelas

Kasnan mengakui dirinya harus bersembunyi-sembunyi demi mengikuti kegiatan KAS yang berlokasi di Purworejo tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Sabtu (18/1/2020), Kasnan mulanya mengakui dirinya telah mengeluarkan uang sebesar Rp 2 juta untuk membeli seragam pengikut KAS sekaligus sebagai syarat pendaftaran menjadi anggota KAS.

Buruh tani asal Kulon Progo, DI Yogyakarta, bernama Kasnan dan seragam yang dibeli sebagai bagian pengikut Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah. ((KOMPAS.COM/DANI JULIUS))

• Ratu Keraton Agung Sejagat Akui Masih Dapat Wangsit, Kapolda Jateng: Akan Periksa Sisi Psikologisnya

Selama mengikuti kegiatan tersebut, Kasnan mengakui melakukannya secara diam-diam tanpa diketahui warga sekitar rumahnya, bahkan tak diketahui oleh istrinya sendiri.

"Istri belum tahu waktu itu. Saya dapat pakaian Kamis, saya pakai di sana (sebelum kirab). Kalau saya pakai sejak dari sini (Conegaran), bisa heboh kampung," kata Kasnan kepada Kompas.com, Jumat (17/1/2020).

Saat mengikuti kirab KAS, Kasnan bertugas mengangkat sebuah panji yang berisi tulisan aksara Jawa.

Kasnan sendiri mengakui tidak mengerti apa arti dari tulisan tersebut.

Ketika mengikuti kirab, Kasnan mengakui merasa sakit dan lelah.

"Saya jalan 3 kilometer sambil bawa bendera. Itu jauh sekali. Katanya 1 kilo saja, ternyata jauh. Kaki saya mudah sakit kalau jalan jauh. Waktu itu rasanya ingin lepas saja dari barisan. Habis jalan, saya langsung tidur di mobil," kata Kasnan.

Tidak hanya mengikuti kirab, Kasnan juga mengikuti berbagai acara lain yang diadakan oleh KAS.

Ia mengakui dirinya bukan orang yang gampang terbujuk dengan komunitas-komunitas yang tak jelas asal usulnya.

Namun ketika kerajaan fiksi tersebut mengadakan acara kemanusiaan, Kasnan semakin yakin untuk bergabung dengan KAS.

Kini seusai Kasnan mengetahui Raja dan Ratu panutannya hanya seorang penipu, ia tak ingin mengambil pusing soal uang, waktu dan tenaga yang telah ia keluarkan.

Kasnan memilih untuk melupakan pengalamannya menjadi pengikut KAS.

"Saya sudah putuskan semalam untuk melupakan," kata Kasnan.

"Ini jadi ujian bagi keluarga kami. Saya menerima semua masukan dari istri dan anak-anak. Kalau keluarga tidak ada yang piye piye (mempermasalahkan -red), (hati) saya jadi tenang. Kalau keruh ya malah tidak enak," tambahnya.

Halaman
1234