Banjir di Jakarta

PSI Soroti Pengadaan Toa Peringatan Banjir oleh Pemprov DKI: Seperti pada Era Perang Dunia II

Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

William Aditya Sarana, Anggota DPRD DKI periode 2019 - 2024 dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). William soroti soal pengadaan pengeras suara yang kurang efektif jadi sistem peringatan dini banjir.

Padahal, fitur tersebut berguna untuk memberikan informasi mengenai kondisi pintu air.

"Fitur itu memberikan notifikasi ketika pintu air sudah dalam kondisi berbahaya serta berpotensi mengakibatkan banjir pada suatu wilayah," kata dia.

Pada versi terbarunya, pengguna hanya dapat melihat ketinggian air di tiap RW, kondisi pintu air, dan kondisi pompa air.

William mengatakan, aplikasi ini lebih efektif digunakan, mengingat mayoritas warga Jakarta sudah melek teknologi.

"Hampir semua warga Jakarta sudah memiliki telepon seluler dan kebanyakan di antaranya adalah smartphone."

"Aplikasi berbasis internet gawai seharusnya lebih efektif dan lebih murah ketimbang memasang pengeras suara yang hanya dapat menjangkau radius 500 meter di sekitarnya," kata William.

Fahira Idris Sebut Ada Penyesatan Informasi soal Program Toa Rp 4 M Anies Baswedan: Bahan Serangan

Sebelumnya diberitakan, BPBD berencana membeli enam set perangkat pengeras suara canggih untuk 
memperkuat sistem peringatan dini.

Dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (16/1/2020), Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapudatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) M. Ridwan menjelaskan, pengeras suara yang memiliki nama Disaster Warning System (DWS) nantinya akan tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD DKI.

Ia mengatakan alat ini diperlukan agar informasi dapat tersampaikan ke warga dengan baik.

"Kalau tambah pakai toa kan akan menjadi lebih bagus untuk melengkapi informasi ke warga," ujar Ridwan saat dikonfirmasi, Rabu (15/1/2020).

Ridwan mengatakan alat-alat tersebut nantinya akan dipasang di daerah-daerah rawan banjir.

"Nantinya akan dipasang di Tegal Alur, Rawajati, Makasar, Jati Padang, Kedoya Selatan, dan Cililitan," katanya.

Pengeras suara atau toa tersebut nantinya akan menggunakan dana sebesar Rp 4 miliar yang berasal dari APBD 2020.

Lihat video selengkapnya mulai menit 0.44:

(TribunWow.com/Fransisca Mawaski/Anung Malik)