Satu catatan penting yang dinilai Kukuh harus segera dibenahi adalah melengkapi komposisi pemain.
Terutama posisi-posisi yang ditinggalkan pemain sebelumnya. Setidaknya, tiga posisi, bek kiri dan kanan, juga penjaga gawang.
Dari 22 pemain yang sudah resmi diperkenalkan. Bek kiri masih belum terisi, bek kanan sudah diisi dua pemain, dengan catatan satu diantaranya merupakan pemain muda (Koko Ari Araya).
Sementara, penjaga gawang baru ada Ernando Ari, pemain muda yang dipromosikan dari Persebaya U-20.
Dari 22 pemain yang sudah diresmikan, tujuh di antaranya merupakan pemain muda dengan usia maksimal 20 tahun.
“Persebaya harus memikirkan untuk segera mengisi slot-slot masih kosong. Bermain dengan pelapis anak-anak muda usia U-20 di kompetisi yang berat, tentu bukan hal yang elok. Apalagi Persebaya musim ini menargetkan juara,” ucap pria asal Surabaya itu.
Kukuh tetap menaruh harapan besar, Persebaya bisa bermain di Surabaya. Dengan dukungan maksimal Bonek, ia yakin penggawa Bajul Ijo akan lebih termotivasi menjalani laga.
Ia berharap Pemkot Surabaya dan pihak Persebaya duduk bersama, mencari solusi terbaik.
Kukuh mencotohnkan kasus sama yang juga dialami Bali United.
Dengan direnovasinya stadion utama, Kapten I Wayan Dipta menyambut Piala Dunia U-20 2021 mendatang, pemerintah setempat mempersilahkan Bali United menggunakan stadion lain di Bali, Stadion Ngurah Rai.
“Kami tentu berharap Pemkot Surabaya mau untuk melonggarkan sedikit ketegangan dengan Persebaya."
"Mencontoh Bali united yang diizinkan pemerintah daerah mereka menggunakan stadion lain, tentu patut dijadikan acuan,” harap Kukuh.
Kukuh menegaskan, Persebaya membawa nama Surabaya, kurang elok jika harus menjalani laga sepanjang kompetisi 2020 di luar Surabaya. Apalagi, saat melakoni laga internasional, yakni ASEAN Club Championship 2020.
“Walau bagaimana pun, Persebaya membawa nama Surabaya,” pungkas Kukuh.
(Surya/Putra Dewangga Candra Seta)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul FAKTA BARU Persebaya Surabaya, Bajul Ijo Bisa Jadi Tim Musafir Selama 2020 & Komentar Kukuh Ismoyo