Konflik RI dan China di Natuna

Sikap Prabowo atas China soal Natuna Diprotes Pakar Hukum sambil Berkali-kali Tunjuk-tunjuk Kamera

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ditemui usai rapat kordinasi di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto melontarkan protes pada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Sebagaimana diketahui sejumlah kapal asing masuk ke perairan Natuna lantaran merasa bahwa daerah itu merupakan wilayahnya.

Dilansir TribunWow.com dari channel YouTube tvOneNews pada Minggu (5/1/2020), Hikmahanto menyampaikan kritik itu terkait pesan Prabowo Subianto yang meminta agar masyarakat lebih kalem menghadapi persoalan Natuna.

Pakar Hukum Internasional Beri Saran Prabowo Subianto: Datangi Natuna Secara Langsung, Adakan Rapat

"Jadi empat hal sekarang ini China sedang mengetes muka-muka baru di kabinet. Apakah mereka sekuat Pak Jokowi ketika 2016, harapan mereka tidak kuat," duga Hikmahanto sembari berkali-kali menunjuk ke kamera.

Bagi Hikmahanto, seharusnya Prabowo Subianto menampakkan sikap tegasnya dengan segera menangani langsung masalah itu.

"Maka saya agak kritisi ketika Pak Menhan mengatakan sabar, cool down, dan sebagainya. Jangan."

"Harusnya Pak Menhan bilang, bahwa kami akan hadir di Natuna Utara, kami akan lakukan rapat di sana, itu pertama yang harus dilakukan," kritik Hikmahanto sembari menujuk lagi.

Kemudian, ia menyarankan agar nelayan-nelayan rajin-rajin menangkap ikan perairan Natuna.

"Kedua yang harus dilakukan adalah dikuasai secara efektif dengan nelayan-nelayan kita diminta untuk dari Pantura memancing di Natuna," ungkapnya.

Bahas tentang Konflik RI dan China di Natuna, Jokowi: Tak Ada Tawar Menawar soal Kedaulatan

Namun, pencarian ikan oleh nelayan harus dibarengi dengan perlindungan pemerintah Indonesia.

"Lalu yang ketiga dikawal, dilindungi kalau ada Coast Guard China yang mau mengusir mereka," kata Hikmahanto.

Lalu, keempat jangan sampai ada perundingan lagi soal Natuna.

Pasalnya, daerah Natuna final merupakan wilayah Indonesia.

Jika negara-negara Asia lain tidak mau mengakui, mengapa Indonesia harus mau?

"Dan kemudian yang terakhir jangan pernah berunding, jangan pernah apa namanya bertemu."

"Karena apa itu artinya kita mau mengakui nine dash line."

Halaman
123