PM Australia Scott Morrison Minta Maaf karena Diam-diam Berlibur saat Musibah Melanda Negerinya

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison.

"Karena berbagai peristiwa tragis itu, Saya akan kembali ke Sydney sesegera mungkin," katanya.

Ini dinyatakan menyusul kabar duka tentang tewasnya dua orang petugas pemadam dari NSW Rural Fire Service Geoffrey Keaton, 32 tahun, dan Andrew O'Dwyer, 36 tahun.

Keduanya meninggal Kamis malam ketika kendaraan mereka tertimpa pohon runtuh di dekat titik api.

Tekanan Kepada MorrisonĀ 

Banyak warga Australia yang menuduh pemerintahan Morrison diam soal krisis iklim.

Dalam soal krisis kebakaran semak ini, pemerintah enggan membicarakan peran krisis iklim dalam memperburuk kobaran api.

Ini memunculkan protes dari warga.

Australia juga dikritik di dunia internasional untuk catatan iklim mereka.

Terutama karena PBB menyatakan buruknya Australia - di antara negara anggota G20 lain - dalam memenuhi janji pengurangan emisi.

Morrison mengatakan negaranya hanya menyumbang 1,3% kepada emisi global.

Namun Australia merupakan salah satu penghasil emisi karbon terbesar per kapita, terutama karena ketergantungan mereka terhadap energi batu bara.

Partai Buruh yang beroposisi juga dikritik karena mendukung pertambangan batu bara.

New South Wales (NSW) adalah wilayah paling menderita.

Sekitar 100 kobaran baru menghantam area itu sementara bencana lebih besar mengincar hari Sabtu (21/12) termasuk ke Sydney Raya.

Keadaan darurat telah diumumkan.

Kebakaran juga melanda Australia Selatan dan Victoria hari Jumat (20/12) dan suhu di kedua negara bagian itu melampaui 47C.

Rekor hari terpanas di Australia pecah dua kali dalam minggu ini, dengan angka 41.9C hari Rabu (18/12).

Mengenai dua petugas yang tewas, NSW Rural Fire Service mengatakan: Ini merupakan peristiwa yang menyedihkan dalam hari-hari yang berat akibat musim kebakaran ini. (BBC)