"Di level kebijakan spesifik barangkali ada pergantian, UN diutak-atik, namanya berubah."
"Tapi selama ini, 15 tahun, dan jauh sebelumnya, masih sama semua paradigmanya," sambung Anindito.
Anindito kemudian menyebut bahwa paradigma UN adalah kontrol dan pengawasan.
"Yaitu kontrol dan pengawasan," ucapnya.
"UN ini adalah salah satu instrumen utama pemerintah untuk mengontrol, mengawasi guru."
"Saya justru apresiasi sekali, saya selama ini menentang pemerintah, tapi sekarang berbalik 180 derajat," imbuhnya.
"Karena memberikan kemerdekaan pada guru?," tanya pembawa acara Najwa Shihab.
"Betul," ungkap Anindito.
Terkait hal itu, Najwa Shihab kemudian menanyakan hal itu ke Komisioner KPAI Retno Listiyarti.
"Saya ke Bu Retno, apakah guru-guru kita, ketika diberikan kemerdekaan bisa memanfaatkan itu," tanya Najwa Shihab.
"Jangan-jangan banyak yang tidak mau berubah karena sekarang sudah enak mengajarnya, latihan soal saja?," sambungnya.
Menanggapi hal itu Retno Listiyarti menyebut bahwa selama ini cara mengajar guru tidak berubah.
"Pertama 25 tahun dari hasil data, riset, 25 tahun kondisi sekolah-sekolah kita, termasuk cara mengajar guru, itu enggak berubah," jawabnya.
"Artinya pendekatannya ceramah, kemudian ujiannya adalah pilihan ganda."
"Nah selama 25 tahun ini tentu kalau kita naik kapal tanker, belokinnya itu butuh ancang-ancang, betul butuh persiapan."