Sophia Latjuba sebagai salah satu tokoh publik yang peduli pada pendidikan, turut menyumbang pendapat dalam acara tersebut.
"Bukannya rapor itu sudah cukup, ya?," katanya.
"Rapor sekolah kelas enam yang diberikan oleh sekolah dengan tes, dengan esai, dengan portofolio, apapun adalah hasil pembelajaran anak selama enam tahun, tiga tahun itu."
"Itu 'kan sudah cukup," kata aktris tersebut.
Tanggapan Komisi X DPR dan Peneliti Pendidikan
Syaiful Huda sebagai Ketua Komisi X DPR Fraksi PKB menanggapi persoalan tersebut ketika diundang dalam acara Mata Najwa.
"Ini catatan kami juga di Komisi X dan bagian dari kompromi kami dengan Kemendikbud," kata Syaiful Huda.
"Pemerintah dan kita semuanya tidak bisa menunggu sarana prasarana selesai dan hal yang terus kita genjot. Kualitas dan kompetensi guru harus secepatnya diselesaikan. Pemerataan dan distribusi guru harus secepatnya diselesaikan."
Seorang Peneliti Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, Anindito Aditomo, mengutarakan pendapatnya mengenai persoalan ini.
"Intinya adalah jangan sampai mengulang kesalahan yang sama, membuat Ujian Nasional 2.0," kata Anindito Aditomo.
Ia khawatir akan ada pelabelan kembali terhadap sekolah favorit dan sekolah non-favorit.
"Pada gilirannya akan memberikan tekanan pada guru dan memberikan tekanan pada siswa," katanya.
(TribunWow.com/Brigitta Winasis)