"Kalau misalnya hewan buas memangsa harusnya melewati baju dalam dulu, tapi itu utuh," cerita Bambang.
Tak hanya organ dalam, sejumlah bagian tubuh dari YAG juga hilang saat jasadnya ditemukan.
Bambang yang mempunyai pengalaman soal laboratorium mengungkapkan soal kecurigaan terhadap kondisi pembusukan jasad anaknya.
Menurutnya, jika YAG tewas saat hari pertama ia dilaporkan hilang, maka seharusnya jasad sudah mengalami pembusukan yang luar biasa.
"Belatung itu ada, tapi biasanya pembusukan lebih cepat di darat daripada di air," kata Bambang.
"Karena aroma jasad yang harusnya meninggal selama 16 hari baunya luar biasa, tapi waktu itu saya tidak mengenakan masker."
Meski begitu ia tak mau berasumsi banyak terkait kondisi anaknya itu yang diduga menjadi korban perdagangan organ.
"Saya tidak mau berandai-andai, dan saya tidak mau meresahkan banyak pihak,"
"Cuma kalau dari saya pribadi melihat langsung seperti itu kesimpulan saya sementara ya seperti itu (perdagangan organ)."
"Kesimpulan saya sementara," tekan Bambang.
Orang tua pun berharap kasus ini segera dituntaskan oleh pihak kepolisian dan tak terulang pada orang lain.
Lihat video selengkapnya mulai menit 30.02:
• Polisi Ungkap Fakta Hari Hilangnya Balita Yusuf dari PAUD, Bantah Kemungkinan Penculikan
Dugaan Polisi
Kapolresta Samarinda Kombes Arif Budiman menjelaskan soal penemuan sebuah jasad balita tanpa kepala yang diduga bernama Yusuf Achmad Ghazali.
Mayat tersebut ditemukan oleh warga di parit besar Jalan Pangeran Antasari II, Samarinda, Kalimantan Timur pada, Minggu (8/12/2019).
Ia menjelaskan ada dua kemungkinan penyebab, pertama adalah karena reptil, lalu kedua karena terhantam batu saat terseret arus di parit.