Pertama, Erick Thohir harus bisa membersihkan petinggi-petinggi BUMN yang dianggap sebenarnya tidak layak.
"Jadi kalau membersihkan orang-orang yang salah seleksi, salah seleksi itu nah," kata Said Didu.
Kemudian, Erick Thohir harus bisa mengatasi hutang BUMN yang membengkak hingga ribuan triliun.
"Yang kedua adalah utang BUMN yang bertambah hanpir 3.000 triliun, lebih dari 3.000 triliun," kata dia.
"Cash flow (aliran uang tunai) BUMN, cash flow BUMN rugi, dan penugasan BUMN," ujar Said Didu.
Lantas, Said Didu mengaku yakin Komisi IV DPR tahu permasalahan-permasalahan yang dihadapi BUMN kini.
"Komisi VI paham betul itulah cuci piring, lima piring besar yang sedang akan dicuci Pak Erick," ucapnya.
• Dirut Garuda Dicopot Buntut Penyelundupan Harley Davidson, Erick Thohir: Sungguh Menyedihkan
Lihat videonya mulai menit ke-6:45:
Pada kesempatan itu, Said Didu turut mengomentari pemecetan eks Direktur Utama Garuda, Ari Askhara.
Said Didu mengungkapkan bahwa Ari Askhara merupakan sosok yang istimewa di BUMN.
• Reaksi Karyawan Garuda Indonsia dan Asosiasi Pilot soal Pencopotan Ari Askhara, Ada yang Kirim Bunga
"Nah Ari ini agak istimewa loh di BUMN," ujar Said Didu.
Said Didu mengatakan demikian lantaran Ari Askhara dengan mudah mendapat jabatan penting di BUMN dalam selang waktu yang relatif pendek.
"Tahun 2014 baru masuk BUMN langsung direksi. Biasa, tapi dalam waktu empat tahun dia lima kali pindah menjadi direksi dan terakhir Dirut Garuda," jelas Said Didu.
Said Didu menduga, Ari Askhara selama ini diistemewakan oleh Menteri BUMN sebelumnya, Rini Soemarno.
"Berarti rata-rata hanya delapan bulan, jadi menurut saya orag ini agak diistemewakan oleh menteri sebelumnya," duga Said Didu.