Namun, pernyataan Slamet itu ditanggapi oleh Guntur Romli.
Guntur menilai, agenda pemulangan Rizieq Shihab ke tanah air itu merupakan bukti adanya unsur politik di reuni akbar 212.
"Ya, khususnya yang kedua, karena faktanya tidak ada, bukti pencekalan dari pemerintah kita kepada Rizieq Shihab, tidak ada," kata Guntur.
"Kan sudah diviralkan Mas Guntur, bukti cekalnya jelas, alasannya apa," sahut Slamet.
Perdebatan di antara keduanya pun terjadi.
Guntur menyebut pemerintah Indonesia tak pernah mencekal Rizieq Shihab.
"Iya betul, tapi itu yang mengeluarkan adalah kerajaan Arab Saudi, bukan tidak ada keterangan bahwa itu atas permintaan pemerintah kita," jelas Guntur.
"Tidak mungkin ustaz, menurut saya enggak masuk akal, kerajaan Saudi Arabia yang besar, dan di situ tempatnya adalah Makkah dan Madinah, bisa diintervensi oleh pemerintah kita hanya untuk mengurusi satu orang," sambung Guntur.
Namun, pernyataannya itu langsung dibantah oleh Slamet.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Guntur Romli terlibat perdebatan dengan Ketua Persasudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif. (Tangkapan Layar YouTube Talk Show tvOne)
• Bandingkan Acara 212 Dulu dan Sekarang, Muzammil Yusuf: Jangan Terjadi Lagi Peristiwa 2016 Lalu
• Mulai dari Jokowi hingga Habib Rizieq, Muzammil Yusuf Sebut Kandidat Penguasa Panggung Reuni 212
Slamet lantas menyinggung tentang pertemuan Menteri Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dengan kedutaan besar Arab Saudi.
"Sekarang kepentingan Arab Saudi apa terhadap HRS? Kalau bukan atas konspirasi rezim penguasa ini," kata Slamet.
"Itu harus kita tanyakan kepada pemerintah Arab Saudi, apakah misalnya kasus hukumnya belum selesai, kemudian soal over stay-nya belum selesai dan sebagainya," sahut Guntur.
Menanggapi hal itu, Slamet lantas menyebut pertemuan Mahfud MD dengan Arab Saudi menunjukkan adanya konspirasi.
"Sebentar, buktinya apa? Ada pertemuan antara Duta Besar Arab Saudi dengan pemerintah, itu membuktikan bahwa ada konspirasi," kata Slamet.
Melihat perdebatan kedua tokoh itu, sang presneter pun mencoba menengahi.