TRIBUNWOW.COM - Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menjelaskan maskud pernyatannya soal keinginan untuk menuntut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok.
Ia mengatakan pernyataannya terhadap Ahok tidak didasari oleh rasa benci terhadap Ahok.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal Youtube tvOneNews, Kamis (21/11/2019), Marwan mengatakan dirinya memang ingin menegakkan keadilan dengan menyeret Ahok ke ranah hukum.
• Arya Sinulingga Bongkar Kebobrokan dan Kerugian Sejumlah BUMN: Sudah Rugi tapi Hidup Tetap Mewah
"Ini bukan urusan benci atau sayang," jelas Marwan.
"Tapi bicara penegakkan hukum dan keadilan," tambahnya.
Ia kemudian menjelaskan mengenai argumennya tentang masalah yang menjerat Ahok.
Marwan mengatakan Ahok sudah terbukti bersalah karena banyaknya alat bukti yang membuktikan bahwa Ahok melanggar hukum.
Ia kemudian bercerita bagaimana Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga telah membuktikan kesalahan tersebut.
"Jadi kalau memang ada orang yang secara hukum itu melanggar dan merugikan negara, dan itu sudah dibuktikan oleh lembaga yang didirikan sesuai dengan amanat konstitusi seperti BPK," kata Marwan.
Namun menurut Marwan, Ahok bisa bebas dari jeratan hukum karena dikatakan tidak memiliki niat jahat.
Bagi Marwan alasan seperti itu adalah pernyataan yang menyesatkan.
Karena bukti yang menuju kepada Ahok berdasarkan penjelasan Marwan sudah banyak dan cukup untuk mengadili dirinya.
Sehingga Marwan mengatakan bebasnya Ahok disebabkan karena lembaga hukum yang bermasalah.
"Kemudian dikatakan oleh yang melakukan proses hukum itu mereka atau orang ini tidak terbukti bersalah, tapi dengan alasan tidak punya niat jahat," jelas Marwan.
"Sementara alat bukti itu sudah jauh lebih dari cukup."
"Maka saya memang mengatakan tadi yang mengadili itu sesat, karena alat bukti sudah sangat cukup untuk memproses Ahok."
"Lalu dikeluarkanlah surat dia itu bebas dari masalah hukum dengan alasan tidak punya niat jahat," tambahnya.
• Marwan Batubara Sindir Jokowi Tergesa-gesa soal Ahok di BUMN: Saya Khawatir Presiden Ada Keinginan
Video dapat dilihat menit 6.55
Mardani Ali Sera Sebut Jokowi Beri Ahok Jabatan BUMN Karena Pertemanan
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera turut menanggapi soal kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi BUMN.
Mardani Ali Sera menilai penunjukkan Ahok sebagai petinggi BUMN lantaran adanya hubungan pertemanan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan wakilnya itu saat memimpin DKI Jakarta tersebut.
Hal itu diungkapkan Mardani Ali Sera saat hadir dalam forum Satu Meja Kompas TV pada Rabu (20/11/2019).
Mardani Ali Sera menyarankan Menteri BUMN untuk lebih baik merekrut jajaran petinggi BUMN melalui Assesment Center.
"Menurut saya akan sangat baik gunakan sumber daya yang ada, tadi ada temen-temen Assesment Center yang paling baik, perusahaan yang profesional," ujar Mardani.
Ia lantas menyinggung bahwa jabatan itu seharusnya jangan ada karena hubungan dekat.
"Dia enggak pake perasaan bukan ini kawan saya, ini temen saya, ini partai saya," ujar Mardani.
"Loh gimana kok bisa ada perasaan, Anda kawan bagaimana Anda dapat kesimpulan itu?," tanya Presenter Budiman.
Ditanya demikian, Mardani terang-terangan menyebut hubungan dekat Presiden Jokowi dengan Ahok erat kaitannya dengan hal tersebut.
Meski Jokowi pernah mengatakan Ahok memiliki kemampuan, namun Ahok belum dapat mempercayai sang presiden.
"Ya Pak Jokowi ketika menyatakan Pak Ahok kan 'Ini sudah ketahuan', tapi sebetulnya kan belum ketahuan," ungkap Mardani.
"Loh kan sudah ketahuan juga, pernah jadi Wagubnya Pak Jokowi," balas Budiman.
Mardani menilai, kemampuan Ahok dalam memimpin pemerintahan memang sudah diketahui.
Namun, pengalaman Ahok dalam perusahaan belum ketahuan.
"Ya itu kan pertemanan dalam pemerintahan, tapi berusaha dalam perusahaan yang profesional belum ketahuan," jawabnya.
• Marwan Batubara Sindir Jokowi Tergesa-gesa soal Ahok di BUMN: Saya Khawatir Presiden Ada Keinginan
Sehingga, Mardani meminta agar Erick Thohir untuk berhati-hati memilih petinggi-petinggi BUMN.
"Nah karena itu Bud, yang paling baik justru. Hati-hati milih pemimpin."
"Jadi gini lebih baik cari tim, Erick tu oke, cari tim Hunternya," ungkapnya.
Lantas, Mardani meminta Erick Thohir kalau perlu memantau semua tokoh-tokoh yang memiliki pengalaman dalam memimpin perusahaan.
Ia khawatir, nanti BUMN justru merugi karena salam memilih pemimpin.
"Kan selalu perusahaan-perusahaan besar tidak tiba-tiba, kalau perlu seluruh dunia dipantau yang punya track record."
"Nanti kasihan BUMN yang utangnya dari data saya ya Bud dari 115, cuma 25 yang untung gitu loh," ujarnya.
Mardani menggungkapkan, jika memang Ahok dianggap layak, ia meminta agar BUMN menunjukkan apa saja prestasi Ahok dalam mengelola perusahaan selama ini.
"Ya ketika itu disampaikan tanpa track record, contoh nih apa portofolio Pak Ahok yang sudah selama ini ada mengelola energi, mengelola PLN, mengelola Pertamina katakan itu tidak ada."
"Saya pribadi belum melihatnya, kalau ada paparkan saja," terang Mardani.
• Rizal Ramli Tolak Ahok Jadi Bos BUMN, Ungkap BTP Pernah Buat Heboh 30 BUMD: Ahok Cuma Dramanya Gede
Lihat videonya mulai menit ke-18:20:
(TribunWow.com/Anung Malik/Mariah Gipty)