Kabar Tokoh

Mardani Ali Sera Nilai Ahok Jadi Bos BUMN karena Hubungan Pertemanan dengan Jokowi: Kasihan BUMN

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera turut menanggapi soal kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi BUMN.

TRIBUNWOW.COM - Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera turut menanggapi soal kabar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi BUMN.

Mardani Ali Sera menilai penunjukkan Ahok sebagai petinggi BUMN lantaran adanya hubungan pertemanan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan wakilnya itu saat memimpin DKI Jakarta tersebut.

Hal itu diungkapkan Mardani Ali Sera saat hadir dalam forum Satu Meja Kompas TV pada Rabu (20/11/2019).

Arya Sinulingga Sebut Ahok Pasti Pegang PLN atau Pertamina, Tak Bantah Sandiaga Uno akan Dipanggil

Mardani Ali Sera menyarankan Menteri BUMN untuk lebih baik merekrut jajaran petinggi BUMN melalui Assesment Center.

"Menurut saya akan sangat baik gunakan sumber daya yang ada, tadi ada temen-temen Assesment Center yang paling baik, perusahaan yang profesional," ujar Mardani.

Ia lantas menyinggung bahwa jabatan itu seharusnya jangan ada karena hubungan dekat.

"Dia enggak pake perasaan bukan ini kawan saya, ini temen saya, ini partai saya," ujar Mardani.

"Loh gimana kok bisa ada perasaan, Anda kawan bagaimana Anda dapat kesimpulan itu?," tanya Presenter Budiman.

Ditanya demikian, Mardani terang-terangan menyebut hubungan dekat Presiden Jokowi dengan Ahok erat kaitannya dengan hal tersebut.

Meski Jokowi pernah mengatakan Ahok memiliki kemampuan, namun Ahok belum dapat mempercayai sang presiden.

"Ya Pak Jokowi ketika menyatakan Pak Ahok kan 'Ini sudah ketahuan', tapi sebetulnya kan belum ketahuan," ungkap Mardani.

"Loh kan sudah ketahuan juga, pernah jadi Wagubnya Pak Jokowi," balas Budiman.

Mardani menilai, kemampuan Ahok dalam memimpin pemerintahan memang sudah diketahui.

Namun, pengalaman Ahok dalam perusahaan belum ketahuan.

"Ya itu kan pertemanan dalam pemerintahan, tapi berusaha dalam perusahaan yang profesional belum ketahuan," jawabnya.

Marwan Batubara Sindir Jokowi Tergesa-gesa soal Ahok di BUMN: Saya Khawatir Presiden Ada Keinginan

Sehingga, Mardani meminta agar Erick Thohir untuk berhati-hati memilih petinggi-petinggi BUMN.

"Nah karena itu Bud, yang paling baik justru. Hati-hati milih pemimpin."

"Jadi gini lebih baik cari tim, Erick tu oke, cari tim Hunternya," ungkapnya.

Lantas, Mardani meminta Erick Thohir kalau perlu memantau semua tokoh-tokoh yang memiliki pengalaman dalam memimpin perusahaan.

Ia khawatir, nanti BUMN justru merugi karena salam memilih pemimpin.

"Kan selalu perusahaan-perusahaan besar tidak tiba-tiba, kalau perlu seluruh dunia dipantau yang punya track record."

"Nanti kasihan BUMN yang utangnya dari data saya ya Bud dari 115, cuma 25 yang untung gitu loh," ujarnya.

Mardani menggungkapkan, jika memang Ahok dianggap layak, ia meminta agar BUMN menunjukkan apa saja prestasi Ahok dalam mengelola perusahaan selama ini.

"Ya ketika itu disampaikan tanpa track record, contoh nih apa portofolio Pak Ahok yang sudah selama ini ada mengelola energi, mengelola PLN, mengelola Pertamina katakan itu tidak ada."

"Saya pribadi belum melihatnya, kalau ada paparkan saja," terang Mardani.

Rizal Ramli Tolak Ahok Jadi Bos BUMN, Ungkap BTP Pernah Buat Heboh 30 BUMD: Ahok Cuma Dramanya Gede

Lihat videonya mulai menit ke-18:20:

Sementara itu, Staf Khusus BUMN, Arya Sinulingga yang turut hadir mengungkapkan alasan mengapa Ahok dipanggil Erick Thohir.

Pada forum tersebut, Arya Sinulingga juga sempat disinggung nama Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.

• Rizal Ramli Tolak Ahok Jadi Bos BUMN, Ungkap BTP Pernah Buat Heboh 30 BUMD: Ahok Cuma Dramanya Gede

Arya menegaskan bahwa Ahok dipastikan menjadi petinggi BUMN.

"Untuk menduduki jabatan kepengurusan di BUMN, apakah nanti jadi Direktur atau nanti di Komisaris, belum ditentukan kita nunggu RUPS nanti," ujar Arya seperti dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Kompas TV.

Saat ditanya di mana Ahok akan ditempatkan, Arya menegaskan ayah dari tiga anak itu akan menduduki posisi PLN atau Pertamina.

"Betul, BUMN energi. Yang pasti antara kedua ini PLN dan Pertamina," ujarnya.

Arya mengatakan, BUMN saat ini memang tengah mencari orang yang dikenal sebagai pendobrak.

"Kami mencari tokoh-tokoh atau orang-orang yang memang dipercaya publik bisa menjadi pendobrak misalnya, satu."

"Ada orang yang memang kita lihat mampu untuk membangun image perusahaan tersebut melalui dia, tokoh tersebut transparansinya jelas, akuntabilitasnya jelas," papar Arya.

Selain itu, Ahok juga dinilai akan mampu meningkatkan ekonomi BUMN.

"Orang yang memang dianggap bisa mendobrak dalam sisi ekonomi ataupun dari sisi bisnis," lanjutnya.

• Rizal Ramli: Ahok Dramanya Saja Gede, Kemampuan Mengecewakan, Sayang Pertamina Dijadikan Percobaan

Arya mengatakan, tidak hanya Ahok yang nantinya dipanggil oleh Menteri BUMN, Erick Thohir untuk menjadi petinggi BUMN.

"Ini akan banyak tokoh-tokoh tidak hanya Ahok."

"Kemarin kita undang Candra Hamzah, jadi berikutnya kita akan mengundang tokoh-tokoh lainnya," ungkap Arya.

Saat ditanya apakah Sandiaga Uno termasuk tokoh yang akan dipanggil, Arya tak membantah.

Dia tidak mengatakan dengan tegas kata 'tidak', melainkan dengan ungkapan 'belum'.

Berbeda dengan jawabannya saat ditanya, Mantan Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perenomian, Aburizal Bakrie.

"Sandiaga Uno belum masuk."

"Rizal Malaranggeng itu tidak," tegas Arya.

Arya membeberkan, tokoh-tokoh yang dipanggil oleh Erick Thohir diberikan beberapa pertanyaan oleh Mantan pemilik klub Inter Milan tersebut.

"Yang pasti kita undang tokoh-tokoh tersebut untuk menanyakkan kalau Bapak atau Ibu di BUMN apakah bisa atau mau."

"Kedua, kalau posisi ini yang diberikan kira-kira apa yang dilakukan untuk industri seperti ini, jadi yang betul-betul kita bicarakan adalah yang betul-betul profesional pertama yang kedua masalah pelayanan publik," terangnya.

• Marwan Batubara Sebut Ahok Tak akan Bisa Bersihkan BUMN: Sapu Belepotan Banyak Kotoran Ya Tak Bisa

Lalu, Arya sekali lagi menerangkan bahwa Rizal Malaranggeng tidak akan diangkat sebagai petinggi BUMN.

"Rizal Mallaranggeng saya konfirmasi bukan, Beliau itu kebetulan temen saya mengunjungi saya lagi rame-ramenya di BUMN semua yang datang itu dikira undangan," jelas Arya. (TribunWow.com/Mariah Gipty)