TRIBUNWOW.COM - Staf Khusus BUMN, Arya Sinulingga mengungkapkan soal kemungkinan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berada di lingkaran BUMN.
Hal itu disampaikan Arya Sinulingga saat hadir dalam forum Satu Meja Kompas TV pada Rabu (20/11/2019).
Mulanya, Arya Sinulingga mengatakan alasan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipanggil oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
• Rizal Ramli Tolak Ahok Jadi Bos BUMN, Ungkap BTP Pernah Buat Heboh 30 BUMD: Ahok Cuma Dramanya Gede
Arya menegaskan bahwa Ahok dipastikan menjadi petinggi BUMN.
"Untuk menduduki jabatan kepengurusan di BUMN, apakah nanti jadi Direktur atau nanti di Komisaris, belum ditentukan kita nunggu RUPS nanti," ujar Arya seperti dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Kompas TV.
Saat ditanya di mana Ahok akan ditempatkan, Arya menegaskan ayah dari tiga anak itu akan menduduki posisi PLN atau Pertamina.
"Betul, BUMN energi. Yang pasti antara kedua ini PLN dan Pertamina," ujarnya.
Arya mengatakan, BUMN saat ini memang tengah mencari orang yang dikenal sebagai pendobrak.
"Kami mencari tokoh-tokoh atau orang-orang yang memang dipercaya publik bisa menjadi pendobrak misalnya, satu."
"Ada orang yang memang kita lihat mampu untuk membangun image perusahaan tersebut melalui dia, tokoh tersebut transparansinya jelas, akuntabilitasnya jelas," papar Arya.
Selain itu, Ahok juga dinilai akan mampu meningkatkan ekonomi BUMN.
"Orang yang memang dianggap bisa mendobrak dalam sisi ekonomi ataupun dari sisi bisnis," lanjutnya.
• Rizal Ramli: Ahok Dramanya Saja Gede, Kemampuan Mengecewakan, Sayang Pertamina Dijadikan Percobaan
Arya mengatakan, tidak hanya Ahok yang nantinya dipanggil oleh Menteri BUMN, Erick Thohir untuk menjadi petinggi BUMN.
"Ini akan banyak tokoh-tokoh tidak hanya Ahok."
"Kemarin kita undang Candra Hamzah, jadi berikutnya kita akan mengundang tokoh-tokoh lainnya," ungkap Arya.
Saat ditanya apakah Sandiaga Uno termasuk tokoh yang akan dipanggil, Arya tak membantah.
Dia tidak mengatakan dengan tegas kata 'tidak', melainkan dengan ungkapan 'belum'.
Berbeda dengan jawabannya saat ditanya, Mantan Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perenomian, Aburizal Bakrie.
"Sandiaga Uno belum masuk."
"Rizal Malaranggeng itu tidak," tegas Arya.
Arya membeberkan, tokoh-tokoh yang dipanggil oleh Erick Thohir diberikan beberapa pertanyaan oleh Mantan pemilik klub Inter Milan tersebut.
"Yang pasti kita undang tokoh-tokoh tersebut untuk menanyakkan kalau Bapak atau Ibu di BUMN apakah bisa atau mau."
"Kedua, kalau posisi ini yang diberikan kira-kira apa yang dilakukan untuk industri seperti ini, jadi yang betul-betul kita bicarakan adalah yang betul-betul profesional pertama yang kedua masalah pelayanan publik," terangnya.
• Marwan Batubara Sebut Ahok Tak akan Bisa Bersihkan BUMN: Sapu Belepotan Banyak Kotoran Ya Tak Bisa
Lalu, Arya sekali lagi menerangkan bahwa Rizal Malaranggeng tidak akan diangkat sebagai petinggi BUMN.
"Rizal Mallaranggeng saya konfirmasi bukan, Beliau itu kebetulan temen saya mengunjungi saya lagi rame-ramenya di BUMN semua yang datang itu dikira undangan," jelas Arya.
Lihat videonya 6.49:
Sementara itu, Pengamat Ekonomi sekaligus Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli tak setuju Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi BUMN.
Rizal Ramli mengungkapkan, banyak masalah tercipta lantaran kebijakan Ahok saat masih memimpin DKI Jakarta.
Hal itu diungkapkan Rizal Ramli saat menjadi narasumber Kabar Petang pada Rabu (20/11/2019).
• Setuju Ahok jadi Bos BUMN, Irma S Chaniago Bongkar Keburukan BUMN saat Rapat DPR: Semua Copy Paste
Satu di antara masalah yang dialkukan Ahok ketika memimpin Jakarta adalah dirinya dianggap tidak bisa memperbaiki BUMN di daerah.
Rizal Ramli menganggap, Ahok hanya bisa membuat kehebohan.
"Ahok pernah mimpin DKI, di bawahnya ada 30 BUMN Daerah ya."
"Waktu dia masuk, dia bikin heboh, dia jelek-jelekin BUMD sebagai kacau," ujar Rizal Ramli.
Meski Ahok telah mengganti jajaran pimpinan BUMD daerah, namun kader PDIP itu dianggap belum bisa memperbaiki BUMD.
"Manajammennya dia ganti 30 orang. Konco-konconya (teman-temannya) Ahok, tapi juga tidak ada hasilnya setelah beberapa tahun tidak ada perbaikan kinerja yang bagus," ujarnya.
"Kalau Ahok punya pengalaman eksekutif pasti dari pergantian perubahan yang dilakukan terjadi perbaikan," imbuh Mantan Menteri 64 tahun itu.
Tak berhenti di sana, Rizal Ramli lantas membeberkan masalah pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT.
"Contoh lain aku ikut dalam sidang kabinet, Ahok ngotot supaya LRT pake rel yang lebar."
"Padahal LRT hanya di dalam kota cukup rel yang sempit tidak perlu lebar karena yang lebar itu kalau bebannya tinggi atau jarak jauh."
"Nah apa yang sekarang terjadi, LRT punya banyak masalah karena untuk nikung perlu yang sempit," ujar Rizal Ramli panjang lebar.
• Meski Ada Penolakan, Ahok Nyatakan Siap Pimpin Pertamina: Kalau Ditunjuk Harus Siap Dong
Tak berhenti di sana, Rizal Ramli turut mengomentari masalah pembangunan Depo.
"Yang kedua ternyata Depo harus dibangun dengan 25 hektar belum ada tanahnya," lanjutnya.
Sehingga, Rizal Ramli menolak Ahok menjadi petinggi BUMN khususnya sebagai Bos Pertamina.
"Ini nunjukkin bahwa yang namanya Ahok cuma dramanya gede, tapi kemampuan korporasinya tapi betul-betul mengecawakan, sayang kalau Pertamina dijadikan Pertamina percobaan yang tidak perlu," ungkapnya.
Terkait Ahok juga banyak yang mendung saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Rizal Ramli tak menampiknya.
Kendati demikian, ia menegaskan sekali lagi bahwa tak ada perubahan signifikan saat dipimpin Ahok.
"Ya tentu banyak pendukung Ahok, Ahoker yang militan yang doyan dia maki-maki pejabat DKI memang banyak pejabat DKI yang juga kacau tetapi perbaikan apa kinerja yang signifikan, kan enggak ada," lanjut Mantan Menteri Koordinator Ekonomi pada era Gus Dur tersebut.
Lihat videonya mulai menit awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)