"Di fase itu, belum disepakati belum dibahas," katanya.
Lalu setelah ada dana sebesar Rp 1 miliar tersebut, harus ditentukan komponen-komponen apa yang akan dibeli dengan uang sebesar itu.
"Orang-orang di DKI ini harus menterjemahkan dalam bentuk komponen," kata Anies Baswedan.
"Satu panggungnya berapa, speaker-nya berapa, micropohone-nya berapa, kursinya berapa, semua detail," tambahnya.
• Di ILC, Politisi PSI William Aditya Desak Anies Baswedan Unggah RAPBD, Karni Ilyas Beri Interupsi
Anies mengatakan ketika menjabarkan komponen tersebut juga belum dipastikan secara tetap.
"Di saat ini belum diputusin, ini yang sering jadi masalah," kata Anies Baswedan.
Anies kemudian mengatakan yang menjadi permasalahan adalah ketika orang yang menginput data malas menjabarkan komponen, maka dimasukanlah data sementara dengan jumlah yang tak masuk akal.
"Karena butuh Rp 6 miliar sekarang masukin sewa kursi dulu saja Rp 6 miliar," jelas Anies Baswedan.
"Supaya Rp 6 miliarnya aman," imbuhnya.
Anies Baswedan menjelaskan saat penyusunan tersebut ada berbagai macam tipe orang yang mengerjakan.
Menurutnya yang bermasalah adalah ketika orang yang menginput tidak menjabarkan komponen kegiatan tersebut.
"Banyak yang ngerjain lengkap, ada yang enggak," terang Anies Baswedan.
"Ada orang yang ngerjainnya benar dikerjain semuanya, itu tidak masalah" tambahnya.
"Tapi kalau yang begini (tidak menjabarkan komponen) cukup 1 biji aja jadi masalah," imbuhnya.
Anies Baswedan menjelaskan dari banyaknya data item yang diinput, kesalahan hanya berkisar 10-15 item.