Kabar Tokoh

Laporkan Novel Baswedan atas Dugaan Rekayasa, Dewi Tanjung: Disiram atau Ditetesin Sama Air Keras?

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi PDIP Dewi Tanjung mempertanyakan keaslian kasus Novel Baswedan, ia laporkan Novel atas dugaan rekayasa penyelewengan uang negara

"Kalau sampai ini tidak benar (kasus Novel), makannya Nyai mendorong pihak kepolisian untuk membuka fakta kebenaran," lanjutnya.

Kemudian ia menyindir Novel apakah kasusnya benar-benar disiram air keras atau sekadar diteteskan air keras.

"Bahwa ini adalah kasusnya riil, disiram atau ditetesin sama air keras?," tutur Dewi.

Video dapat dilihat mulai menit 0.40:

Kasus Penyiraman Novel Baswedan

Dilansir TribunWow.com dari Tribunnewswiki.com, Selasa (5/11/2019), Penyerangan terhadap Penyidik Senior KPK Novel Baswedan terjadi pada tahun 2017

Saat ia menangani kasus korupsi E-KTP, pada 11 April 2017, usai salat subuh di Masjid Al Ikhsan, Jakarta, Novel disiram dengan air keras oleh orang tak dikenal.

Cipratan air keras tersebut mengenai muka dan matanya.

Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan, mata kiri Novel terluka akibat disiram menggunakan air keras oleh orang tak dikenal pada tahun 2017 silam (Kompas.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Teror tersebut tak membuat gentar Novel.

Ia pun menyadari risiko pekerjaannya dan justru ia semakin yakin akan pekerjaanya membongkar kasus korupsi adalah bagian jalan hidupnya.

Perjalanan kasus Novel Baswedan belum menemui titik temu hingga saat ini.

Bahkan, perbincangan tentang kasusnya masih ramai diperbincangkan terutama akhir-akhir ini.

Penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan, membuat publik begitu geram.

Tidak hanya itu, fotonya yang tengah mengantre di sebuah bandar udara beredar luas di media sosial Twitter.

Fotonya tersebut diunggah salah satu akun di Twitter dengan diikuti narasi bahwa Novel disebut mau jalan-jalan.

Kasus Penyerangan Dirinya Dituding Rekayasa, Novel Baswedan Beri Penjelasan

Dilansir dari Tribun Batam, namun hal tersebut dibantah pihak KPK, dan dijelaskan Novel berangkat ke Singapura untuk melakukan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kesehatannya.

Ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo menilai terpaan isu miring di media sosial, terutama terkiat Novel mencerminkan jalan pemberantasan korupsi tidak mudah.

Yudi memandang terpaan isu miring itu tak lepas dari peran Novel dalam menangani kasus-kasus besar.

Novel diketahui menangani sejumlah kasus besar, mulai dari kasus e-KTP, suap hakim MK Akil Mochtar, suap wisma atlet SEA Games, kasus Simulator SIM hingga kasus cek pelawat yang melibatkan Nunun Nurbaeti.

Puncaknya adalah saat Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 silam.

Namun hingga kini pengusutan kasusnya masih gelap.

Belum ada satu pun pelaku lapangan yang terungkap.

(TribunWow.com/Anung Malik)